Selasa 03 Apr 2018 14:43 WIB

Grab Yakin Regulator tak akan Gagalkan Akuisisi Uber

Regulator mengkhawatirkan ada monopoli pasar.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Anthony Tan, Chief Executive Grab
Foto: Fortune
Anthony Tan, Chief Executive Grab

REPUBLIKA.CO.ID, ASIA -- CEO Grab Anthony Tan meyakini para regulator berbagai negara tidak akan menggagalkan proses akuisisi Uber di Asia Tenggara. Perusahaan transportasi online paling populer di Asia Tenggara ini mengatakan pekan lalu akan membeli operasi region al saingannya.

 

Namun regulator Singapura, Malaysia dan Filipina sedang menyelidiki apakah akuisisi ini melanggar aturan persaingan. Pengawas anti kompetisi Filipina mengatakan kesepakatan tersebut menciptakan 'duopoli virtual'. Sementara para pejabat Malaysia mengatakan, mereka akan memantau Grab untuk kemungkinan perilaku anti-persaingan.

 

Pekan lalu badan pengawas Singapura mengatakan, mereka memiliki alasan yang masuk akal untuk mencurigai bahwa persaingan telah dilanggar.  Badan pengawas Singapura mengusulkan langkah-langkah sementara yang membutuhkan dua kompetitor mempertahankan harga independen pra-transaksi untuk pelanggan sampai regulator menyelesaikan peninjauan kesepakatan.

 

Baca juga, Setelah Akuisisi Uber, Ini Rencana Grab Selanjutnya.

 

Analis telah memperingatkan, pengambilalihan dapat menghasilkan tarif yang lebih tinggi dan mengurangi pilihan bagi konsumen. "Sejauh ini tidak ada masalah, khususnya pada kesepakatan tentang bagaimana hal itu dilakukan. Tentu saja ada cara-cara yang kami lakukan agar kesepakatan menjadi lebih baik. Ada cara kami dalam mengelola untuk melayani pelanggan kami dengan lebih baik." kata Tan seperti dilaporkan BBC, Selasa (3/4).

Tan mengatakan, Grab akan bekerja dengan regulator di masing-masing dari tiga negara. Grab juga akan berkomitmen untuk mempertahankan tarif dasar perusahaan saat ini untuk perlindungan konsumen.

"Hal nomor satu yang dikhawatirkan oleh regulator adalah bagaimana kita memastikan bahwa kita sebagai seorang pemimpin tidak memberi contoh yang buruk, tidak mengambil keuntungan. Jadi kami akan menunjukkan bahwa kami tidak memangsa tarif, tidak akan mengambil keuntungan dari pengemudi kami'." kata Tan.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan, Uber akan mengambil 27,5 persen saham di Grab yang berbasis di Singapura. Sebagai ganti Grab mengambil alih operasi Uber di seluruh Asia Tenggara. Uber telah menginvestasikan sekitar 700 juta dolar AS di wilayah tersebut, tetapi belum mendekati menguntungkan.

CEO Uber, Dara Khosrowshahi, yang telah mempersiapkan perusahaan untuk penawaran umum perdana saham (IPO) pada 2019, mengetahui bahwa dia harus membuat bisnis lebih layak jika ingin flotasi pasar saham menjadi sukses.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement