REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menilai, akses permodalan masih menjadi kendala utama bagi startup atau perusahaan rintisan untuk berkembang. Maka, BEI dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pun bekerja sama membuka akses permodalan bagi startup.
"Bekraf lembaga negara dan BEI bukan lembaga tapi nonprofit. Jadi ada keberpihakan untuk kembangkan startup. Keberpihakan itu yang penting," tegas Tito kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (3/4).
Dia menjelaskan, BEI merupakan wadah tempat bagi startup untuk mencari pendanaan. Apalagi, kata dia, investor pasar modal sekarang mulai banyak anak muda. Hal itu menurutnya, akan menarik investor dalam negeri untuk berinvestasi. "Saya percaya ada saatnya perusahaan startup kuasai kapitalisasi pasar yang akan datang," ujar Tito.
Perlu diketahui, kolaborasi antara BEI dan Bekraf ini meliputi penyelenggaraan pelatihan, pembinaan, serta pendukungan fasilitas ke startup jaringan Bekraf maupun peserta IDX Incubator. Startup binaan Bekraf juga berpeluang mengikuti training serta program IDX Incubator.
IDX Incubator merupakan program BEI berupa ruang inkubasi yang mewadahi startup berbasis teknologi. Startup peserta IDX Incubator diberikan pelatihan pengembangan untuk mendorong startup mencapai Initial Public Offering (IPO) serta mengupayakan agar dapat menjalin kerja sama dengan emiten.
Tito mengatakan, BEI bakal menambah enam IDX Incubator sampai akhir tahun ini. Ia berharap, dalam tiga tahun seluruh kantor perwakilan BEI memiliki IDX Incubator. "Nanti kita akan buka di Bandung," tambahnya.