Kamis 29 Mar 2018 17:08 WIB

Pengetahuan Bawang Putih Indonesia Tertinggal 20 Tahun

Salah satu keunggulan bawang putih Indonesia rasanya lebih pedas.

Panen Perdana Bawang Putih. Petani memanen bawang putih di sentra baru pengembangan bawang putih, Desa Taman Sari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/3).
Foto: Republika/ Wihdan
Panen Perdana Bawang Putih. Petani memanen bawang putih di sentra baru pengembangan bawang putih, Desa Taman Sari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengatakan pengetahuan tentang bawang putih di Indonesia tertinggal 20 tahun lebih dari negara lain.

Setyanto  mengatakan pada akhir 2017 ditugaskan Menteri Pertanian mencari informasi tentang bawang putih di luar negeri untuk mendukung pengembangan bawang putih di Indonesia menuju swasembada 2019-2020.

"Kemudian kami kunjungi beberapa negara penghasil bawang putih terbesar di dunia, yakni Cina, Taiwan, Mesir, dan India," ujarrnya usai mendampingi tim dari Lembaga Penelitian Sandong Cina meninjau tanaman bawang putih di Desa Glapansari, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (29/3).

Setelah berkunjung ke negara-negara tersebut ini adalah kunjungan balasan dari Cina. Mereka ingin melihat bagaimana tanaman bawang putih di Indonesia, ada tidak prospeknya ke depan untuk swasembada.

Ia mengatakan kalau dilihat seperti ini, untuk kualitas lokal ada yang kecil dan ada yang besar-besar walaupun jenisnya sama, artinya perlu teknologi dalam budi daya bawang putih ini. "Satu jenis ada yang besar ada yang kecil, jadi kita perlu teknologi. Teknologi inilah yang harus kita cari, kita kejar supaya kita bisa menghasilkan siung yang besar-besar semua," ucapnya.

Di sisi lain, ternyata petani juga bisa menghasilkan siung bawang putih yang besar, ini fakta di lapangan dan tidak ada manipulasi. Artinya harus ada teknologi, petani harus diberi ilmu pengetahuan bagaimana budi daya bawang putih agar menghasilkan siung yang besar supaya nanti bisa berdaya saing.

"Kalau melihat ukuran bawang yang besar ini, kami optimistis Indonesia bisa menghasilkan bawang putih berkualitas bagus. Sebelumnya saya sempat agak khawatir juga, kira-kira Indonesia bisa tidak, ternyata hasil di lapangan cukup bagus," imbuhnya.

Menurut dia dibandingkan bawang putih impor, salah satu keunggulan bawang putih Indonesia rasanya lebih pedas. Satu siung bawang putih Indonesia sebanding dengan tiga siung bawang putih impor.

"Kalau untuk memasak cukup satu siung bawang putih Indonesia, sedangkan dengan bawang putih impor harus tiga siung," ujarnya.

Namun, katanya di Indonesia ini rata-rata ukurannya kecil-kecil, tetapi dengan teknik budi daya yang baik dan benar bisa menghasilkan yang besar-besar seperti di Desa Glapansari ini. Ia menuturkan kalau digunakan untuk obat bawang putih dari Indonesia sangat cocok karena kandungan alisinnya lebih tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement