REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI Faisol Riza meminta Calon Gubernur Bank Indonesia mendorong kinerja lembaga tersebut. Hal itu Faisol katakan menjelang uji kelayakan dan kepatutan Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Ia mengatakan selama tiga tahun ini, nilai tukar rupiah selalu meleset dari asumsi makro. Apalagi untuk 2018 ini, yang menurut Faisol adalah tahun politik sehingga membuat nilai tukar rupiah rentan dan tak stabil.
“Tugas berat Gubernur BI yang baru adalah membantu pemerintah untuk mengembalikan nilai tukar rupiah pada asumsi makro pemerintah dalam APBN yaitu di kisaran Rp 13.400. Lonjakan nikai tukar rupiah saat ini tentu akan menekan APBN yang akan berdampak luas, termasuk pada laju pertumbuhan ekonomi,” kata dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/3).
Sementara itu, terhadap Calon Gubernur BI Perry Warjiyo, Riza berharap banyak akan dapat membawa perubahan besar dalam paradigma kinerja BI. Independesi BI itu artinya tidak berpihak pada kepentingan pasar tapi kepada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
“Pak Perry yang berpengalaman ini dapat mengambil pelajaran penting dan segera mampu membalik keadaan hingga laju pertumbuhan ekonomi dicapai sesuai target sekaligus memiliki dampak luas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih nyata. Saya menunggu gebrakan 100 hari Pak Perry untuk memberi sign bahwa BI adalah bank sentral yang berwibawa dan berperan besar dalam pembangunan,” harap Riza.