REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog telah melepas 250 ton beras impor ke pasar hingga Ahad (25/3). Jumlah itu merupakan bagian dari total 261 ribu ton beras yang diimpor pemerintah pada Februari lalu.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengatakan sesuai dengan arahan Pemerintah, Bulog melepas beras impor ke pasar sebagai upaya untuk menstabilkan harga. "Sepanjang harga masih tinggi, kita akan terus lakukan itu," ujarnya, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (25/3).
Dalam mendistribusikan beras, Siti menyebut Bulog juga dibantu oleh sejumlah BUMN lain, di antaranya Pertani dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Direktur Komersil Bulog Tri Wahyudi menambahkan, Bulog fokus menyebar beras impor ke daerah-daerah di mana harga pangan pokok tersebut masih tinggi. Ada 198 pasar yang tersebar di 82 kabupaten dan kota yang menjadi prioritas Bulog dalam hal ini.
Pada Februari lalu, pemerintah melalui Bulog telah mengimpor beras sebanyak 261 ribu ton dari Vietnam, Thailand dan India. Sedianya beras tersebut akan digunakan sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Namun, pemerintah akhirnya memutuskan mengeluarkan beras impor dari gudang Bulog dan mendistribusikannya ke pasar sebagai bentuk intervensi harga.
"Kita akan melakukan intervensi pasar. Selama masih ada beras dari dalam negerinya ya itu, kalau enggak ada ya kita pakai beras impor," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.