REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Perusahaan minyak asal Saudi, Aramco menunda rencana penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO). Hal ini dikarenakan respon dari beberapa investor, termasuk Amerika Serikat (AS) yang menilai investasi dibidang minyak dan gas bumi (migas) belum menarik.
Aramco direncanakan akan melepas beberapa lembar saham. Aramco berencana mengeruk dana sebesar 2 triliun dolar AS dari penawaran saham ke publik ini. Hal ini dilakukan Aramco ditengah harga minyak dunia yang terus anjlok setelah beberapa tahun terakhir.
Pangeran Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman berencana untuk melakukan kunjungan ke New York untuk melihat respon Amerika terkait rencana Aramco ini. Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Trump pada 20 Maret mendatang untuk menawarkan penawaran saham ini.
Dilansir dari Bloomberg, Pejabat Saudi setempat mengisyaratkan Aramco akan menunda IPO sampai 2019 mendatang. Semula target IPO ini akan dilakukan pada awal 2018 ini.
"Ada kemungkinan ditunda. Namun, kami tetap berkomitmen untuk mencapai target kebutuhan," ujar Menteri Perminyakan Arab Saudi, Kkhalid Al-Falih, Sabtu (17/3).
Aramco berniat menjual 5 persen dari bagian perusahaan in dalam penawaran saham yang akan digelar pada 2019 mendatang. Ia mengatakan potensi keuangan yang akan didapatkan antara 100 miliar dolar AS.