REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Produksi padi di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tercatat oleh Dinas Pertanian setempat mencapai lebih dari 575 ribu ton dengan luasan area tanam 90 ribu hektare.
"Produksi padi Kabupaten Madiun itu sudah mencapai 575 ribu ton. Capaian tersebut tergolong surplus," ujar Bupati Madiun Muhtarom kepada wartawan di sela kegiatan panen raya padi sistem tanam sebar di Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Jumat (16/3).
Menurut dia, produksi padi di Kabupaten Madiun setiap tahunnya selalu mengalami surplus. Dengan capaian produksi sebesar 575 ribu ton tersebut, telah mengalami surlus sebanyak 270 ribu ton setara beras.
Disinggung soal target, Muhtarom mengaku tidak terlalu mempermasalahkannya, sebab produksi padi yang mencapai 500 ribu ton lebih tersebut sudah melebih dari target yang ditetapkan. Pihaknya hanya meminta petani bersungguh-sungguh dalam menanam padi agar hasilnya maksimal.
"Kita itu tidak urusan soal target. Yang penting, kita mampu memproduksi padi semaksimal mungkin," kata dia.
Adapun produksi padi yang melimpah tersebut dapat tercapai menyusul adanya sejumlah faktor pendukung. Muhtarom menyebut faktor pendukung itu diantaranya bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, dan juga pemerintah daerah setempat terkait sarana dan prasarana di bindang pertanian, baik sarana infrastruktur maupun sarana produksi pertanian, seperti benih, pupuk, dan obat hama.
Selain itu, didukung oleh inovasi yang dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian dan gabungan kelompok petani setempat dalam mengembangkan sistem tanam padi. Sistem tanam yang dilakukan diantaranya dengan menggunakan sistem tanam sebar, sistem salin ibu, dan lainnya, disamping tetap menggunakan cara tradisional.
Dengan inovasi tersebut, terbukti mampu meningkatkan hasil panen petani Kabupaten Madiun. Seperti contoh sistem tanam sebar yang dilakukan oleh gapoktan Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu. Dengan sistem tersebut petani mampu memperoleh hasil panen 8 ton per hektare.
"Jumlah tersebut naik dari hasil panen padi yang ditanam dengan cara tradisonal. Dimana dengan cara tradisional, rata-rata petani Kabupaten Madiun menghasilkan 6,5 ton hingga 7 ton per hektarenya," kata Muhtarom.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun M Nadjib mengklaim hasil panen tanaman pada musim hujan awal 2018 kali ini tergolong baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang rusak akibat serangan hama dan bencana banjir. "Kondisi tanaman pada musim penghujan (MP) tahun 2017-2018 ini termasuk tanaman yang sempurna. Artinya, tidak ada serangan hama dan penyakit yang signifikan. Kalaupun ada, hanya ringan dan bisa diatasi," kata Nadjib.
Ia berharap kondisi tersebut dapat terus berlangsung untuk musim tanam berikutnya agar produksi padi selama 2018 juga dapat maksimal guna mendukung stok pangan nasional.