Jumat 16 Mar 2018 15:28 WIB

Dana Nasabah Hilang, BI Panggil Petinggi BRI

BI meminta penjelasan terkait banyaknya skimming, khususnya di Kediri.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Warga keluar dari Galeri e-Banking BRI di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/3). Sejumlah nasabah BRI resah dan memilih menarik uangnya dari ATM menyusul kasus hilangnya uang nasabah BRI secara misterius di sedikitnya tiga wilayah kantor cabang.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Warga keluar dari Galeri e-Banking BRI di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/3). Sejumlah nasabah BRI resah dan memilih menarik uangnya dari ATM menyusul kasus hilangnya uang nasabah BRI secara misterius di sedikitnya tiga wilayah kantor cabang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) sudah memanggil pimpinan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal itu terkait banyaknya kasus pencurian data di kartu debit atau skimming, khususnya di Kediri, Jawa Timur..

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, BI meminta BRI untuk menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. Kemudian, bank berpelat merah itu pun memastikan akan menuntaskan kasus dugaan skimming tersebut.

"BRI sudah berkomitmen mengatasi masalah itu. Kalau terbukti terjadi skimming, BRI pun akan mengganti dana nasabah," ujar Erwin kepada wartawan di Jakarta, Jumat, (16/3).

Kasus skimming tersebut terjadi pada nasabah Simpedes yang menggunakan kartu debit dengan ketentuan saldo di bawah Rp 5 juta. Kartu debit dengan saldo tersebut masih diperbolehkan menggunakan magnetic stripe.

Erwin mengatakan, BRI berjanji akan mempercepat pergantian kartu debet yang masih menggunakan magnetic stripe dengan teknologi cip. "Dengan adanya kasus ini, BRI komitmen mempercepat migrasi," ujar Erwin.

Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mencatat, hingga Rabu (14/3) ada 87 nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang melapor bahwa saldo pada rekeningnya telah berkurang secara misterius.

 

Baca juga, Saldo Hilang Misterius, Polisi Terima Laporan 87 Nasabah BRI. 

 

Sebanyak 33 orang di antaranya tercatat sebagai nasabah BRI Unit Ngadiluwih dan 54 orang nasabah dari BRI Unit Purwokerto. "Korban nasabah BRI ini tiba-tiba menerima pesan singkat yang menginformasikan saldonya berkurang antara Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta. Padahal, mereka sama sekali tidak melakukan transaksi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.

Barung memastikan Polda Jatim telah menurunkan tim dari Sub Direktorat Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus untuk membantu penyelidikan di Kepolisian Resor (Polres) Kediri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement