REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta PT Sarana Multi Infrastruktur untuk mendukung pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal yang selama ini jauh dari keterlibatan investor swasta.
"PT SMI harus masuk ke pasar yang dijauhi dan belum menarik minat bagi investor," kata Sri Mulyani dalam memberikan pidato kunci pada acara Nawabakti PT SMI di Jakarta, Kamis (15/3).
Sri Mulyani mengingatkan, pentingnya PT SMI untuk mempunyai perencanaan strategis maupun inovasi untuk mempercepat pengadaan infrastruktur di daerah terpencil guna membangun potensi ekonomi.
Daerah tertinggal yang membutuhkan keterlibatan PT SMI, kata dia, di antaranya kawasan Tidore, Ternate dan Ambon yang mempunyai komoditas perikanan unggulan untuk diekspor ke Jepang.
"Wilayah ini membutuhkan pelabuhan yang bagus, karena mempunyai potensi, komoditas dan lokasi yang bagus. PT SMI perlu diperkenalkan agar familiar disini, agar pembangunan tidak lagi menunggu APBD," ujar Sri Mulyani.
Selain daerah tertinggal, PT SMI juga perlu mendorong keterlibatan pembangunan infrastruktur di daerah tujuan pariwisata, terutama infrastruktur sosial seperti pendidikan maupun kesehatan.
Menurut dia, pengadaan infrastruktur sosial yang berjalan seiring dengan infrastruktur jalan maupun listrik bisa membangun proses berpikir bangsa secara terstruktur serta iklim kerja yang baik.
"Bidang pariwisata hanya memiliki infrastruktur dasar, seperti di Sulawesi Utara, yang memiliki turis banyak, tapi tidak punya rumah sakit. Ini bisa menjadi 'demand' dan melahirkan keahlian dalam bidang baru," kata Sri Mulyani.
Melalui diversifikasi proses bisnis tersebut, Sri Mulyani mengharapkan PT SMI yang sudah berusia sembilan tahun ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan dipercaya publik sebagai katalisator pembangunan infrastruktur di Indonesia.