Kamis 15 Mar 2018 13:37 WIB

Tak Biasa, Neraca Perdagangan RI Defisit Tiga Bulan Berturut

Necara perdagangan Februari alami defisit 116 juta dolar AS.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala BPS Suhariyanto menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Kepala BPS Suhariyanto menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sebesar 116 juta dolar AS pada Februari 2018.

 

Ini merupakan defisit perdagangan yang terjadi dalam tiga bulan secara berturut-turut. Seperti diketahui, neraca perdagangan pada Januari 2018 tercatat mengalami defisit sebesar 756 juta dolar AS dan pada Desember 2017  sebesar 220 juta dolar AS.

"Defisit tiga bulan berturut-turut ini perlu menjadi perhatian kita semua," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/3).

Ia mengatakan, defisit neraca perdagangan dipicu oleh defisit sektor migas sebesar 869,7 juta dolar AS, meski neraca perdagangan sektor nonmigas surplus 753,7 juta dolar AS. Secara kumulatif, defisit neraca dagang Januari hingga Februari 2018 makin melebar menjadi 872 juta dolar AS.

Nilai ekspor Februari 2018 mencapai 14,1 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 3,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, jika dibandingkan dengan Februari 2017, terjadi peningkatan ekspor sebesar 11,76 persen.

Sementara, nilai impor Februari 2018 mencapai 14,21 miliar dolar AS atau turun 7,16 persen dibandingkan Januari 2018. Jika dibandingkan dengan Februari 2017, meningkat 25,18 persen.

Suhariyanto mengaku, defisit neraca dagang kali ini merupakan anomali karena pada tahun lalu hanya terjadi defisit dua kali, yakni pada Juli dan Desember 2017.

"Ini memang tidak biasa karena pada 2017 defisit hanya dua kali. Mudah-mudahan ini tidak terjadi defisit lagi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement