Selasa 13 Mar 2018 23:02 WIB

Ekspor Furnitur dan Kerajinan Ditarget 2 Miliar Dolar AS

Furnitur merupakan sektor padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Pengunjung melihat salah satu produk furnitur saat pameran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat salah satu produk furnitur saat pameran "Exclusive Furniture Show 2015" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan ekspor produk furnitur dan kerajinan pada 2018 mencapai 2 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia akan menyasar pasar tradisional seperti Amerika, Eropa dan Cina, serta pasar non-tradisional seperti Afrika, Timur Tengah dan Eropa Timur.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) I Wayan Dipta mengatakan, industri kerajinan dan furnitur merupakan sektor padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja hingga 500 ribu orang per 1 miliar dolar AS.

"Sehingga sektor ini tidak hanya memberikan nilai tambah, namun juga multiplier effect bagi perekonomian Indonesia," katanya melalui siaran pers, Selasa (13/3).

Dalam rangka program promosi dan perluasan pasar produk UKM potensial ekspor Indonesia, pihaknya memfasilitasi UKM Indonesia pada pameranIndonesia International Furniture Expo (IFEX) 2018 yang berlangsung 9-12 Maret 2018 di arena JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

Pameran untuk kategori furnitur dan home decor ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. IFEX merupakan penyelenggaraan kelima kalinya ini menampilkan lebih dari 500 exhibitor dari kategori produk home decor dan furniture dari seluruh Indonesia.

Ia menambahkan, dalam pameran kali ini, Kemenkop UKM memfasilitasi 15 UKM yang berasal dari Jakarta, Bali, Yogyakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hasil transaksi yang diperoleh selama pameran berlangsung sebesar Rp 4,8 miliar dengan penjualan ritel sebesar Rp 1,3 miliar dan order potensial sebesar Rp 3,4 miliar

"Terjadi peningkatan baik dari jumlah UKM yang difasilitasi dari 11 UKM menjadi 15 UKM, maupun transaksi yang dibukukan dari tahun sebelumnya," ujar dia. Transaksi total pada 2017 sebesar Rp 1,9 miliar meningkat menjadi Rp 4,8 miliar pada 2018.

Menurutnya, negara potensial ekspor yang dijangkau oleh UKM fasilitasi Kemenkop dan UKM di antaranya adalah Arab Saudi, Jerman, Singapura, Australia, India, Pakistan, Inggris, Amerika, Meksiko, Jepang, Spanyol, Afrika Selatan, Korea Selatan dan Mongolia.

Sedangkan kategori produk yang diminati adalah wooden flooring, wooden handicraft dan handweaving bamboo basket.

Wayan mengungkapkan, produktivitas UKM Indonesia dari kategori home dcor dan furniture dalam menghadapi tantangan ekspor telah teruji dengan kontribusinya yang signifikan terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan devisa negara.

"Oleh karena itu, sektor ini harus terus dikembangkan sebagai salah satu tonggak perekonomian nasional," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement