Kamis 08 Mar 2018 08:44 WIB

Sagu Meranti Rambah Pasar Jepang

Produk sagu ini sudah merambah pasar ekspor Jepang hingga 50 ton per hari.

Proses produksi sagu.
Foto: Humas Balitbangtan.
Proses produksi sagu.

REPUBLIKA.CO.ID, SELATPANJANG -- Produk tepung sagu dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau kini sudah mampu merambah pasar ekspor Jepang hingga 50 ton per hari. "Dengan diterimanya produk Indonesia di Jepang menandakan tingkat produk sagu Indonesia khususnya Kabupaten Meranti sudah sangat memadai," kata juru bicara perusahaan pengelola sagu PT Nasional Sagu Prima (NSP), Bina Pasaribu di Selatpanjang, Kamis (8/3).

Bina Pasaribu menjelaskan PT Nasional Sagu Prima kini memiliki luasan lahan perkebunan di Meranti sebanyak 14 ribu hektare untuk memproduksi tepung untuk pasar domestik dan Jepang. Dalam memenuhi kualitas ekspor tepung sagu, pihaknya sudah menerapkan dan mengedepankan aspek ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Hal itu sudah diberlakukan Kabupaten Kepulauan Meranti. Sehingga prosesnya dan hasilnya sudah memenuhi standar dunia, dan mampu diekspor hingga Jepang.

Sesuai kebutuhan dan permintaan, PT Nasional Sagu Prima menghasilkan tepung sagu sebanyak 30 ton hingga 50 ton per hari. Kesanggupan ini diakuinya tidak terlepas dari dukungan Pemda Meranti.  "Kami mampu memproduksi sagu rata-rata 30 ton hingga 50 ton perhari," imbuhnya.

Sementara Bupati Kepulauan Meranti Irwan membenarkan proses olahan sagu di tempatnya mulai dari penebangan hingga ke penggilingan dan pengemasan sudah memiliki standar olahan berkualitas ekspor. Ia memaparkan pengolahan sagu berkualitas dimulai dengan penebangan batang pohon setinggi delapan hinga 12 meter menjadi ukuran kecil sekitar 1,5 meter.

Potongan kecil ini disebut tual sagu selanjutnya harus segera dimasukan dalam air rendaman. "Karena jika dibiarkan terkena matahari maka akan kering dan menyebabkan kualitas sagu menurun," terang Irwan.

Menurut Irwan, dalam proses perendaman pun tidak boleh terlalu lama, maksimal hanya dua minggu.  "Ada tips cara melihat batang sagu berkualitas jika direndam tualnya tenggelam hingga 80 persen dan jumlahnya dibawah 50 tual per ton," imbuhnya.

Ia menambahkan saat ini Meranti memiliki stok tual sagu sebanyak 3.000 an. Lalu ini di giring menggunakan pompong ke pabrik untuk diolah menjadi sagu basah dan kering. "Sagu basah dan kering hasil produksi Meranti diekspor ke Cirebon dan luar negeri," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement