Senin 05 Mar 2018 13:57 WIB

Kemenperin Luncurkan Program Vokasi Industri Tahap Kelima

Program vokasi industri bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil .

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Kementerian Perindustrian, bekerja sama dengan PT. Krakatau Steel (Persero), meluncurkan program vokasi industri tahap kelima yang mencakup wilayah DKI Jakarta dan Banten, di Cilegon, Senin (5/3).
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Kementerian Perindustrian, bekerja sama dengan PT. Krakatau Steel (Persero), meluncurkan program vokasi industri tahap kelima yang mencakup wilayah DKI Jakarta dan Banten, di Cilegon, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian, bekerja sama dengan PT. Krakatau Steel (Persero), meluncurkan program vokasi industri tahap kelima yang mencakup wilayah DKI Jakarta dan Banten, Senin (5/3). Program vokasi industri bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil yang mampu meningkatkan kinerja sektor industri dalam negeri.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten, ada 143 perusahaan industri yang akan disinergikan dengan 292 SMK. Satu SMK dapat dibina oleh beberapa industri sesuai dengan program keahlian di sekolah terkait. Sekolah-sekolah kejuruan tersebut juga mendapat hibah peralatan untuk kebutuhan praktikum.

"Kami bersama dengan Kementerian Pendidikan juga telah menyelaraskan 34 kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan industri," ujarnya, di Cilegon, Banten.

Dalam acara peluncuran itu, Menperin juga menyaksikan seremoni hibah lahan untuk pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dari PT. Chandra Asri Petrochemical kepada Pusdiklat Kemenperin.

Provinsi Banten, kata Airlangga, merupakan provinsi dengan tingkat industrialisasi terbesar di Indonesia. Industri menyumbang 50 persen PDRB Banten. Adapun sektor-sektor industri yang ada di provinsi tersebut antara lain baja, petrokimia, hingga industri yang berbasis digital.

Karena itu, kata Menperin, untuk mendukung pengembangan sektor-sektor industri tersebut, dibutuhkan tenaga kerja dengan keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, yang juga hadir dalam acara peluncuran, menyebut industri nasional akan sulit berkembang jika tak ada sinergi dengan dunia pendidikan. Sebab, mereka akan kesulitan mendapat tenaga kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan industri saat ini. Karena itu, Puan mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah berperan aktif melakukan pembinaan pada SMK yang menjadi mitranya.

Hingga kini, sudah ada 1.537 SMK dan 568 perusahaan yang telah mengikuti program vokasi industri. Kemenperin menargetkan, hingga 2019 mendatang, ada 1.795 SMK yang sudah bekerja sama dengan industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement