REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan produsen vaksin PT Bio Farma (Persero) bersama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyiapkan strategi diplomasi ekonomi bidang kesehatan, untuk meningkatkan kerja sama dalam industri vaksin.
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (2/3), Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian A Ruddyard mengatakan, forum yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat diplomasi ekonomi di bidang kesehatan adalah Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Sebab anggotanya mayoritas berada di kawasan Afrika dan Timur Tengah.
Dia mengatakan diplomasi ekonomi adalah salah satu prioritas nasional untuk program pemerintah periode 2014-2019. Bidang kesehatan termasuk salah satu yang potensial untuk terus didorong melalui diplomasi ekonomi.
Febrian mengatakan penting untuk mencari peluang kerja sama di bidang kesehatan di antara negara-negara OKI dalam hal sumber pendapatan dan sumber pembangunan kapasitas. "Peran aktif Indonesia dalam organisasi keja sama negara-negara Islam atau OKI perlu dimanfaatkan secara optimal," kata dia.
Direktur Utama Bio Farma Rahman Rustan menyampaikan, saat ini BUMN itu terus membuka pasar baru di negara-negara OKI. Khususnya potensi dalam mendukung Indonesia sebagai Center of Excellence (CoE).
"Dukungan pemerintah Indonesia dalam diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh Bio Farma dalam membuka pasar negara-negara OKI, karena kerja sama 'government to government' akan lebih diperhitungkan," kata Rahman.
Selain dalam kerangka pemasaran produk kesehatan, diplomasi ekonomi di bidang kesehatan juga dapat digunakan terkait kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular, serta penempatan tenaga kerja terampil di bidang kesehatan.