Jumat 02 Mar 2018 14:37 WIB

Minyak Kelapa, Bukan Minyak Biasa

Pemberian monolaurin dan minyak kelapa berpengaruh positif terhadap penderita HIV.

Red: EH Ismail
Minyak kelapa.
Foto: Humas Balitbangtan.
Minyak kelapa.

Pemanfaatan minyak kelapa sebagai sumber utama minyak nabati telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Minyak kelapa dapat dihasilkan melalui esktraksi basah atau kering. Pada ekstraksi kering, bahan bakunya adalah kopra, sedangkan cara basah menggunakan buah kelapa segar.

Pada cara basah, minyak kelapa diperoleh melalui pemanasan, fermentasi, dan sentrifugasi krim kelapa. Pengolahan cara kering lebih sesuai dilakukan pada skala industri kecil/menengah, tetapi cara basah dapat dilakukan pada skala petani.

Pengolahan minyak yang umumnya dilakukan oleh petani, yaitu cara tradisional, dilakukan dengan mendiamkan santan selama satu malam dan dimasak keesokan harinya. Minyak yang dihasilkan dengan cara ini bermutu rendah karena memiliki kadar air dan kadar asam lemak bebas tinggi serta warna kecokelatan. Akibatnya, masa simpannya hanya kurang dari dua pekan.

Balai Penelitian Tanaman Palma, Badan Litbang Pertanian melakukan modifikasi teknik pengolahan cara tradisional dan menghasilan minyak kelapa dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas rendah, warna bening, dan masa simpan lebih dari 6 bulan.

Minyak yang diperoleh dapat digunakan sebagai minyak goreng sehat. Minyak goreng kelapa bukanlah sekadar minyak goreng biasa karena mengandung asam lemak rantai medium (ALRM) mencapai 62 persen. Kelompok ALRM adalah asam lemak yang memiliki 6-12 atom karbon. Keunggulan ALRM dalam proses pencernaan dibanding asam lemak tak jenuh yaitu lebih cepat diserap dan dimetabolisme, dapat diabsorpsi via sistem vena portal, dan tidak memerlukan jalur chylomicron untuk ditransfer dari darah ke sel.

ALRM dinyatakan oleh Food and Drug Administrasion sebagai makanan yang aman untuk dikonsumsi sejak 1994. ALRM telah digunakan sebagai sumber lemak untuk susu formula, formulasi makanan untuk pasien yang mengalami gangguan penyerapan, pasien pascaoperasi, dan orang lanjut usia.

Asam lemak yang termasuk dalam kelompok  ALRM, yaitu asam kaprilat, asam kaprat dan asam laurat. Asam laurat merupakan asam lemak dominan dengan proporsi sekitar 48-50 persen. Hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa asam laurat sangat baik untuk kesehatan. Asam laurat dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin bersifat antivirus, antibakteri, dan antijamur.

Penelitian terhadap pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) menunjukkan bahwa pemberian monolaurin murni maupun minyak kelapa memberikan pengaruh positif terhadap penderita HIV. Asam laurat terbukti secara in vitro dan in vivo dapat digunakan sebagai antibiotik alami pada kulit yang terinfeksi Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis. Asam laurat memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Listeria monocytogenes.

Berdasarkan khasiatnya untuk kesehatan, maka tidak diragukan lagi, tren pasar dunia untuk minyak kelapa akan terus mengalami peningkatan. Pangan sehat merupakan salah satu faktor utama untuk hidup sehat. Karena itu, jangan menunda untuk mengkonsumsi minyak kelapa karena ternyata minyak kelapa bukan minyak biasa. (Steivie Karouw, Balitbangtan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement