Selasa 27 Feb 2018 19:24 WIB

Harga Beras di Indramayu Mulai Turun

Beras Bulog dikeluhkan kurang berkualitas.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengecek beras impor yang baru tiba di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Selasa (27/2).
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengecek beras impor yang baru tiba di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Selasa (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengecek harga beras di Pasar Baru, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (27/2). Dari hasil pantauannya, ia menemukan bahwa harga komoditas pangan strategis itu mulai turun mendekati harga normal.

"Saya mau memastikan ketersediaan beras dan memang harganya mulai turun," ujar Mendag, yang didampingi Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.

Salah satu pedagang beras di Pasar Baru, Indramayu, Suwarno, menuturkan harga beras berangsur turun sejak awal Februari. Beras kualitas medium yang pada Januari lalu dijual di atas Rp 10 ribu per kilogram, kini harganya turun menjadi Rp 9.400 per kilogram.

Suwarno juga menjual beras operasi pasar dari Bulog. Beras tersebut dijual seharga Rp 9.000 per kilogram. Sementara, beras kualitas premium dijual dengan harga Rp 11.500 per kilogram.

Dari Indramayu, Mendag melanjutkan kunjungannya ke Pasar Celancang, Cirebon. Di sana, beras Bulog juga dijual seharga Rp 9.000 per kilogram. Namun begitu, salah satu pedagang, Haeruddin, mengeluhkan kualitas beras Bulog yang menurutnya jelek. Ia menyebut, beras tersebut kurang laku. Dalam sehari, ia mengaku hanya bisa menjual beras Bulog sebanyak 10 kilogram saja. "Biasanya yang beli itu penjual lontong."

Baca juga: Bulog Indramayu tak Mampu Jangkau Harga Gabah Petani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement