Selasa 27 Feb 2018 17:56 WIB

Starter Bi-Proyo Permudah UKM Memproduksi Yoghurt

Investor diharapkan bisa berminat mengembangkan starter kering yoghurt probiotik.

Red: EH Ismail
Starter kering yoghurt probiotik.
Foto: Humas Balitbangtan.
Starter kering yoghurt probiotik.

Keberadaan industri dan UKM pengolahan susu cukup strategis dalam upaya penyediaan dan pencukupan gizi masyarakat. Industri dan UKM pengolahan susu turut  andil dalam penyediaan produk olahan  susu bagi kurang lebih 220 juta penduduk Indonesia yang mempunyai tingkat konsumsi rata-rata baru mencapai 10,47 kilogram per kapita per tahun. Karena itu,peran dan kontribusinya perlu terus ditingkatkan agar mampu menghadapi dinamika dan perubahan harga susu yang sulit diprediksi.

Susu berperan penting dalam meningkatkan konsumsi protein sebagian besar masyarakat Indonesia dan meningkatkan PPH protein hewani. Saat ini, preferensi konsumen terhadap produk olahan susu semakin meningkat. Kurang lebih 80 persen masyarakat  Indonesia  mengkonsumsi  susu  dalam bentuk susu olahan. Adapun produk susu fermentasi yang ada di masyarakat saat ini, antara lain yoghurt, keju, kefir, dan lain-lain.

Pada proses fermentasi, susu olahan biasanya memerlukan ketersediaan starter kering. Saat ini, ketersediaan starter kering masih menjadi tugas tersendiri bagi UKM dan industri yoghurt. Starter kering masih dijual dengan harga yang cukup mahal, yakni sekitar Rp 150 ribu per saset. Permasalahan inilah uang sering dihadapi oleh UKM yang bergerak dalam bidang olahan yoghurt.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Prof. Dr. Ir. Risfaheri, mengatakan, untuk mengatasi permasalahan ketersedian starter untuk pembuatan yoghurt, maka Balitbangtan telah menghasilkan starter kering yoghurt probiotik yang siap pakai. Starter kering itu mampu menghasilkan yoghurt dengan kualitas yang tidak kalah dengan starter yoghurt impor.

Tim peneliti starter kering, Miskiyah, SPt.MP, dkk menyebutkan, starter ini mempunyai keunggulan, di antaranya mampu menghasilkan yoghurt dengan rasa yang lebih enak, harga lebih murah dibandingkan dengan starter impor, serta masa simpan yang relatif panjang dengan tingkat viabilitasnya sel yang tetap tinggi

“Starter kering ini juga bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor,” kata Miskiyah.

Menurut Miskiyah, kandungan bakteri probiotik pada starter kering yoghurt probiotik akan menghasilkan yoghurt yang kaya probiotik, sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi organ pencernaan.

Saat ini, beberapa UKM binaan BB Pascapanen, di antaranya Liseli (Sukabumi)  dan Srikandi Barokah (Boyolali), telah memproduksi yoghurt  dengan menggunakan starter kering yoghurt probiotik atau dikenal dengan starter “Bi-Proyo”.  Hampir dua tahun menjadi mitra dari BB Pascapanen menjadikan starter “bi-Proyo” semakin dikenal dan dicari pengolah yoghurt, baik yang komersial maupun yang ingin membuat yoghurt untuk dikonsumsi sendiri.

UKM Liseli yang mulai  berproduksi sejak 1987 dan memperoleh sertifikat halal LPPOM Sukabumi pada 2012 berkomitmen untuk mengembangkan penggunaan starter yoghurt “bi Proyo” dan senantiasa mengenalkannya pada masyarakat luas, baik melalui pelatihan, pameran, maupun kunjungan ke rumah produksinya. Demikian halnya dengan UKM Srikandi Barokah yang berlokasi di Kabupaten Boyolali.

Bahkan, di kedua tempat tersebut starter “bi Proyo” juga bisa didapatkan. Yoghurt yang dihasilkan oleh kedua mitra tersebut disukai oleh berbagai kalangan.

Kemitraan yang dilakukan dengan BB Pascapanen dirasakan banyak manfaat yang telah dirasakan oleh kedua belah pihak. Harapannya, pemanfaatan starter bi-Proyo semakin meluas dan menarik minat investor untuk mengembangkan starter kering yoghurt probiotik tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement