REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta, berangsur-angsur turun. Penurunannya mencapai Rp 1.000 per kilogram.
Saat ini, harga beras premium di wilayah ini mencapai Rp 11 ribu per kilogram. Idayani (36 tahun), pedagang beras asal Pasar Leuwi Panjang, mengatakan, penurunan harga beras ini sudah dua kali sejak dua pekan terakhir. Turunnya, masing-masing Rp 500 per kilogram.
"Alhamdulillah, harga sudah turun. Meskipun, belum signifikan," ujar Idayani, kepada Republika.co.id, Ahad (25/2).
Menurut Idayani, saat harga beras mahal, penjualannya mengalami penurunan. Biasanya, pelanggan membeli beras minimal 10 Kg. Pembeliannya kemudian beralih ke satuan liter.
Kondisi ini juga membuat keuntungan pedagang tipis. Sebab, kata Ida, jika pedagang mengambil untung besar, maka harga akan semakin tinggi. Pembeli akan mengeluh. Dengan begitu, pedagang hanya bisa mengambil selisih untung antara Rp 200-Rp 500 per kilogram. "Kalau harga mahal, kita tidak bisa mencari untung. Sangat tipis antara modal dan keuntungan yang diperoleh," ujarnya.
Pedagang lainnya, Ahmad (58 tahun), pemilik PD Djembar Jl Terusan Kapten Halim, Pasar Rebo, Purwakarta, mengatakan, penurunan harga beras ini dipengaruhi panen di sejumlah wilayah. Saat ini, harga gabah di tingkat petani berangsur-angsur turun. Sehingga, dampaknya ke harga beras. "Tapi, harga saat ini kategorinya masih tinggi. Karena, beras premium masih di angka Rp 11 ribu. Serta yang medium Rp 10 ribu per kilogramnya," ujar Ahmad.
Sebelum naik, harga beras medium antara Rp 8.500-9.500 per kilogram. Dia berharap, seiring dengan masa panen raya dan masuknya beras impor, harga beras akan kembali normal.