REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengumumkan rencana untuk menghabiskan dana miliaran dolar AS untuk mengembangkan sektor hiburan. Rencana ini merupakan bagian dari program reformasi sosial dan ekonomi luas, yang digerakkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Dalam sebuah konferensi pers di Riyadh pada Kamis (22/2), kepala General Entertainment Authority (GEA) Arab Saudi Ahmad bin Aqeel al-Khatib, mengatakan kerajaan tersebut akan menginvestasikan dana sebesar 64 miliar dolar AS di sektor hiburan. "Kami sudah membangun infrastruktur untuk sebuah gedung opera," kata Khatib, seperti dilaporkan laman The Guardian.
Dia mengatakan ratusan perusahaan baru juga telah bermunculan di sepanjang tahun lalu. Negara akan memberikan lisensi terhadap perusahaan-perusahaan itu untuk memanfaatkan sektor hiburan yang masih terbilang baru.
"Insya Allah, Anda akan melihat perubahan yang nyata pada 2020," ungkap Khatib. Menurutnya, tahun ini dan di tahun-tahun yang akan datang, Arab Saudi telah merencanakan lebih dari 5.000 acara hiburan.
Ia mengatakan, pendanaan untuk penyediaan infrastruktur akan berasal dari pemerintah dan sektor swasta. Tidak ada rincian bagaimana uang itu akan diberikan atau apa saja jadwal dari acara-acara yang telah direncanakan.
Dalam beberapa bulan terakhir, Arab Saudi telah mengadakan sejumlah acara seperti konser musik, festival Comic-Con, dan perayaan lainnya yang memperbolehkan wanita untuk berpartisipasi. Pihak berwenang juga telah mengumumkan rencana untuk mencabut larangan bioskop tahun ini, dan sekitar 300 bioskop diperkirakan akan dibuka pada 2030.
Pejabat senior GEA Faisal Bafrat mengatakan tahun lalu Arab Saudi telah mengalami perkembangan yang luar biasa di sektor hiburan. Ada lebih dari 2.000 acara yang melibatkan 100 ribu sukarelawan dan 150 usaha kecil dan menengah yang telah diselenggarakan pada 2017.
Keterbukaan Arab Saudi mencakup rencana untuk mengizinkan perempuan mengemudi yang akan dimulai pada Juni tahun ini. Selain itu, Riyadh juga mengumumkan wanita dapat membuka usaha mereka sendiri tanpa perlu persetujuan suami atau saudara laki-laki mereka.
Reformasi tersebut merupakan bagian dari program "Vision 2030" yang dicanangkan Pangeran Mohammed. Ia berusaha mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi untuk bangkit dari kemerosotan harga energi, dan sektor hiburan dipandang sebagai sumber ekonomi yang potensial.
Warga Arab Saudi selama ini banyak menghabiskan waktu untuk menonton film dan mengunjungi taman hiburan di Dubai atau Bahrain, yang dapat diakses melalui jalan darat. Menurut Khatib, saat ini waktunya itu dibalikkan.
"Warga Bahrain sekarang datang ke Arab Saudi untuk menghadiri acara hiburan dan mencatat 10 persen penjualan tiket dalam beberapa bulan terakhir," ujar Khatib.
Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia, tengah berjuang untuk mengatasi defisit anggaran yang terus berlanjut mulai 2014 ketika harga minyak mentah anjlok. Kerajaan tersebut telah menarik dana sekitar 250 miliar dolar AS dari cadangan keuangannya dalam empat tahun terakhir.
Pihak berwenang juga menaikkan harga bahan bakar, memperkenalkan pajak pertambahan nilai, dan mengurangi subsidi dalam upaya untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan non-minyak.