Rabu 21 Feb 2018 22:25 WIB

Mendag tak akan Jual Bahan Mentah untuk Beli Sukhoi

Pembelian pesawat tempur asal Rusia memakai skema imbal dagang.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Pesawat tempur Sukhoi melakukan aerobatic saat Upacara Peringatan HUT TNI ke-72 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pesawat tempur Sukhoi melakukan aerobatic saat Upacara Peringatan HUT TNI ke-72 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 11 pesawat tempur asal Rusia dengan skema imbal dagang. Setelah ditandatanganinya kontrak tersebut, maka sebagai bentuk imbal dagang, Rusia juga akan membeli komoditas asal Indonesia senilai 570 juta dolar AS.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, dalam melakukan imbal beli tersebut, pemerintah memprioritaskan produk yang memiliki nilai tambah. Ia tak mau Indonesia hanya mengekspor komoditas mentah yang harganya murah.

"Misalnya karet, saya tidak mau jual karet mentah. CPO boleh, tapi derivatifnya. Kopi juga harus yang sudah diproses," ujar Mendag, saat ditemui wartawan di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).

Ia memandang, permintaan agar Rusia membeli komoditas yang memiliki nilai tambah cukup adil. Sebab, Indonesia juga tidak membeli onderdil pesawat dari Negeri Beruang Merah tersebut. "Kita beli pesawat terbang utuh."

Saat ini, pemerintah sedang dalam tahap mempersiapkan pelaksanaan kontrak imbal dagang tersebut. Indonesia akan memberikan daftar panjang komoditas yang dimiliki. Kemudian, Rusia akan memilih komoditas apa saja yang mereka butuhkan.

Ini merupakan pengalaman pertama bagi Indonesia melakukan imbal dagang. Pemerintah menargetkan, semua proses tersebut akan selesai dalam bulan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement