REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek, platform ShopBack melakukan survei ke lebih dari 1.100 responden. Tujuannya untuk mengetahui kebiasaan masyarakat Indonesia saat Imlek.
Survei yang dilakukan ke responden berusia 18 sampai 28 tahun di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar tersebut menunjukkan, hampir dua pertiga atau 60,3 persen responden mengaku membeli perlengkapan Imlek di toko daring atau online. Belanja di toko daring dianggap lebih efisien terutama di tengah musim hujan.
Belanja daring pun menjadi kegiatan yang dipilih responden untuk dilakukan selama liburan Imlek tahun ini. Persentasenya sebesar 26 persen. Angka itu, kedua terbanyak setelah berkumpul bersama keluarga dengan persentase 67,8 persen.
Co-Founder & Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan mengatakan, dalam beberapa tahun belakang, memang semakin banyak masyarakat melakukan transaksi di toko daring. Berdasarkan hasil survei ShopBack, jika dibandingkan antara rata-rata uang yang dibelanjakan masyarakat khususnya untuk Imlek di toko online dan offline tidak terlalu menunjukkan perbedaan signifikan," ujarnya melalui siaran pers, Jumat, (16/2).
Ia menyebutkan, rata-rata keseluruhan responden menghabiskan hingga Rp 725 ribu di toko online dan Rp 890 ribu di toko offline untuk membeli kebutuhan Imlek. "Hal ini membuktikan, saat ini kepercayaan masyarakat untuk berbelanja online semakin meningkat," tambahnya.
Dua sampai tiga tahun lalu, dia mengatakan, masyarakat masih enggan untuk menghabiskan banyak uang untuk berbelanja daring. Hal ini disebabkan tingkat kepercayaan serta keamanan dalam bertransaksi daring masih terbilang rendah pada saat itu.