Rabu 14 Feb 2018 13:11 WIB

Jokowi Bandingkan Infrastruktur Indonesia dengan Negara Lain

Infrastruktur dinilai meningkatkan daya saing dan kompetisi dengan negara lain.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan infrastruktur di Indonesia masih tertinggal jauh dari negara lainnya. Karena itu, pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan juga pembangkit listrik di berbagai daerah.

"Adalah sebuah langkah awal yang dibutuhkan sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan untuk menopang ekonomi nasional," ujar Presiden saat menghadiri Kongres HMI di auditorium Universitaa Pattimura, Rabu (14/2).

Sarana infrastruktur, kata Jokowi, dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing dan kompetisi dengan negara lainnya. Selain itu, pembangunan infrastruktur terutama di wilayah Indonesia Timur juga diperlukan untuk mewujudkan keadilan dan mempersatukan masyarakat Indonesia.

Karena itu, ia mengaku ingin memastikan program infrastruktur tersebut terlaksana di masyarakat dengan berkunjung ke daerah. "Apa yang pemerintah lakukan adalah mirip-mirip tema kongres HMI kali ini. Yaitu meneguhkan kebangsaan dan mewujudkan manusiawi berkeadilan," ujarnya.

Presiden mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu upaya menciptakan keadilan sosial. Agar masyarakat di berbagai daerah di perbatasan juga bisa merasakan berbagai layanan dasar seperti listrik dan juga air bersih.

Ia mencontohkan, infrastruktur jalan di Papua yang masih perlu terus dibangun. Sebab, kurangnya fasilitas dasar yang dimiliki membuat kehidupan masyarakatnya lebih sulit. "Untuk membuka akses bagi mereka yang selama ini tidak terhubung dan rasa keadilan terhadap mereka yang selama ini terabaikan," kata Jokowi.

Dalam kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Universitas Pattimura ini juga dihadiri oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Menristekdikti M Nasir, Mendikbud Muhadjir Effendy, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement