Senin 12 Feb 2018 16:45 WIB

Pemerintah Cari Pasar dan Produk Baru untuk Ekspor

Ekspor Indonesia masih didominasi komoditas seperti sawit dan batu bara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Ekspor (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemerintah akan menjajaki pasar baru dan memetakan produk baru sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor. Selama ini, ekspor Indonesia didominasi oleh produk komoditas seperti sawit dan batu bara.

"Kita masih dominan sawit dan batu bara, baru setelah itu industri manufaktur yang cukup besar mulai dari sepatu, tekstil, mesin otomotif sudah mulai meningkat," ujar Enggar ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Senin (12/2).

Enggar mengakui ada kritik yang menyebutkan bahwa sektor industri terlalu mengandalkan pasar dalam negeri ketimbang melakukan ekspor. Menurutnya, hal ini tidak menjadi masalah karena Indonesia memang memiliki pasar yang besar. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mendorong industri yang berorientasi ekspor dan mempunyai nilai tambah.

Salah satu industri yang berorientasi ekspor adalah otomotif. Enggar mengatakan, selama ini Indonesia telah ekspor mobil ke Vietnam. Akan tetapi, ekspor tersebut mengalami kendala karena Vietnam menerapkan persyaratan ketat yakni memiliki tingkat komponen dalam negeri yang tinggi untuk memproteksi industri dalam negeri.

"Saya dan pak menteri perindustrian bekerja sama untuk terus menerobos itu. Industri yang punya nilai tambah harus kita dorong lagi," ujar Enggar.

Adapun, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian sedang menyusun insentif pajak untuk industri berorientasi ekspor. Kedua kementerian ini juga sedang membahas pajak untuk produk mobil sedan.

Selain itu, pemerintah akan melakukan evaluasi regulasi dengan membandingkan dengan regulasi di negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Hal ini untuk mempermudah tim negosiasi dalam menjalin kerja sama dengan negara tujuan ekspor.

"Pak wakil presiden sudah menugaskan kami untuk menyusun, kita nanti akan buat matriksnya kemudian kita akan gunakan benchmark negara ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, Thailand. Kalau mereka sudah bisa melakukan, kita perbedaannya apa nanti diputuskan dalam rakor yang dipimpin pak wapres," kata Enggar.

Selain mendorong penyelesaian perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara lain, pemerintah juga akan membenahi regulasi di internal. Menurut Enggar, Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan agar setiap kementerian/lembaga bisa satu suara untuk mempermudah kebijakan investasi dan ekspor.

Baca juga: Indonesia akan Ekspor Jagung ke Filipina

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement