Kamis 08 Feb 2018 23:02 WIB

Kementan Gandeng Pakar dari Taiwan untuk Pertanian Korporasi

Kerja sama untuk mewujudkan swasembada pangan.

Red: Nur Aini
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng lima pakar pertanian dari Taiwan untuk mengembangkan model pertanian korporasi di Kabupaten Karawang Jawa Barat guna mewujudkan swasembada pangan.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, Taiwan merupakan negara agraris yang maju di Asia sehingga memiliki pengalaman untuk mendukung program swasembada pangan di Indonesia.

Menurut dia, pertanian korporasi di Karawang bertujuan meningkatkan produktivitas lahan sawah irigasi di wilayah itu yang luasan kepemilikannya terfragmentasi, menjadi satu kesatuan pengelolaan. "Langkah tersebut termasuk bagian program upaya khusus (UPSUS) dalam rangka mencapai swasembada pangan," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (8/2).

Sebagai langkah awal kerja sama dalam pengembangan pertanian korporasi tersebut Taiwan dan Indonesia menggelar "Workshop on Demonstration Farm of Corporate Agriculture" di Karawang pada 6-7 Februari 2018.

Ketua tim Council of Agriculture Taiwan, Hung Chung Hsiu mengatakan, Indonesia memiliki kondisi geografis yang baik, tanah yang subur, serta iklim yang baik sehingga idealnya mampu mewujudkan swasembada pangan. "Tentu harus diraih dengan komitmen dan kerja keras," kata Hung.

Untuk mewujudkan itu, pihaknya menugaskan lima pakar yang ahli dalam irigasi, padi, peternakan, hortikultura, dan penyuluhan. Mereka bersama para pakar Indonesia terutama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk mendorong peningkatan produksi pangan nasional.

Untuk mencapai itu, menurut dia, petani harus memperkuat kelompok tani untuk meningkatkan kemampuan budidaya, promosi, dan pemasaran. Hung menyatakan, dari kunjungan lapang ke lokasi demfarm di Jayakerta menunjukkan banyak hal yang harus diperbaiki seperti sarana irigasi dengan membangun dam parit dan saluran tersier.

Demikian pula sistem budidaya itik perlu berkelompok agar usaha tani efisien. Sistem pemasaran juga perlu diperbaiki terutama pemerintah harus menyediakan informasi pasar kepada petani. Di sisi lain petani juga harus mampu membawa produk ke pasar dalam kondisi optimal melalui pengemasan yang baik

Sementara itu, Dedi Nursyamsi menambahkan, para peneliti Indonesia harus mampu bekerja sama dengan baik dan menyerap teknologi dan inovasi Taiwan untuk diterapkan di tanah air. "Pakar Indonesia harus mengkontekstualisasikan inovasi dan teknologi mereka (Taiwan) dengan kondisi Indonesia," katanya.

Kegiatan yang akan dikembangkan dalam kerja sama ini yaitu normalisasi long storage dan pembuatan dam parit, pengembangan budidaya padi, hortikultura, peternakan itik, hingga aspek pemasaran dan kelembagaan pertanian.

Menurut Dedi, hasil utama dari kegiatan kerjasama ini adalah usaha tani yang memberikan kesejahteraan bagi petani. "Petani harus modern, tapi juga untung. Jangan besar pasak daripada tiang," katanya.

Baca juga: Sukabumi Ditarget Jadi Daerah Sentra Penghasil Bawang Putih

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement