Sabtu 03 Feb 2018 19:25 WIB

Mandala Institute Gelar Pengajian Ekonomi Syariah

Saatnya, umat Islam menguasai pilar ekonomi

 Ratusan jamaah mengikuti pengajian Ekonomi Syariah di Masjid Pimpinan Cabang Persatuan Islam (Persis) Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/2).
Foto: mandalainstitute
Ratusan jamaah mengikuti pengajian Ekonomi Syariah di Masjid Pimpinan Cabang Persatuan Islam (Persis) Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Mandala Institute kembali menggelar pengajian Ekonomi Syariah di Masjid Pimpinan Cabang Persatuan Islam (Persis) Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/2).

Pengajian Ekonomi Syariah yang dihadiri ratusan jamaah itu merupakan kerja bareng Mandala Institute dengan Pimpinan Wilayah Persis Jabar dan BPRS Amanah Robbaniah.

Inisiator Mandala Institute, Ahmad Najib Qodratullah mengatakan, sejak 2014 Mandala Institute sangat concern terhadap pengembangan ekonomisi syariah.

"Kami lakukan TOT perbankan syariah, seminar-seminar syariah hingga saat ini ke pengajian-pengajian ekonomi syariah. Ini merupakan titik awal dari 200 titik yang akan dilakukan beberapa bulan kedepan kepada warga Bandung, terutama kepada pengurus ormas keagamaan," ujar anggota DPR Komisi XI ini kepada Republika.co.id, Sabtu (3/2).

Pengajian Ekonomi Syariah ini juga menghadirkan Ketua Umum Pimpinan Wilayah Persis Jawa Barat H Iman Setiawan Latif sebagai salah satu narasumber. Menurut Kang Najib, guna memberikan pemahaman yang berkaitan dengan ekonomi syariah kepada umat Islam, pihaknya menghadirkan Direktur BPRS Amanah Robbaniah, Dr Roni Fahrul Sani. 

 "Kami berupaya untuk memberi pemahaman terkait ekonomi syariah sampai ke praktiknya. Kami juga jemput bola dengan memboyong jajaran BPRS Amanah Robaniah mendatangi warga/jamaah supaya setelah paham bisa langsung buka rekening,” ungkap legislator dari Dapil 2 Jabar itu.

Melalui pengajian Ekonomi Syariah itu, Kang Najib berharap, Mandala Institute bisa memberi penyadaran akan pentingnya berekonomi syariah, dari mulai pemahaman sampai praktiknya. Ketua PAN Jabar itu mengimbau agar pihak perbankan syariah bisa membantu masyarakat dengan mempermudah proses untuk mengakses perbankan syariah. "Jangan sampai masyarakat berpikir lebih nyaman bermitra dengan kelompok rentenir," tegasnya. 

Pihaknya, kata Kang Najib, berupaya untuk memfasilitasi dan menjembatani masyarakat yang mempunyai kepentingan dengan bank. "Sudah merupakan tugas kami untuk meningkatkan sosialisasi ekonomi syariah agar masyarakat memahami maksud, tujuan, serta pelaksanaannya," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum PW Persis Jawa Barat, H Iman Setiawan Latief, dalam tausiahnya menyampaikan bahwa kelompok Muslim sudah saatnya menguasai perekonomian Islam. "Saatnya kita menguasai pilar ekonomi karena ekonomi merupakan tulang punggung warga,” ungkapnya. 

Direktur BPRS Amanah Robaniah, Dr Roni Fahrul Sani mengatakan, prinsip dasar ekonomi syariah itu adalah tauhid wal ibadah. Artinya, kata dia, semua yang kita kerjakan harus memiliki landasan tauhid. "Semua amalan kita sejatinya dalam rangka menghambakan diri kepada Zat Yang Mahaagung,” ujarnya.

Prinsip lainnya, lanjut dia, apapun harta yang kita miliki merupakan hak milik Allah SWT. Dalam ekonomi syariah, menurut Roni, harta adalah amanah, dan ada hak orang-orang fakir/miskin di sana untuk membersihkan jiwa kita. Prinsip ini sangat bertolak belakang dengan kapitalisme. Adapun prinsip selanjutnya, yakni adil, baik dalam tahapan produksi, distribusi hingga konsumsi. 

“Termasuk di dalamnya kejujuran, bukan riba, dan tidak ada unsur maisir. Dan prinsip terakhir adalah harus dipastikan bahwa seluruh aktivitas perekonomian syariah harus bermaslahat bagi semua komponen umat manusia, bukan hanya untuk umat Islam karena Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin,” paparnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement