REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp 13.414 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.424 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Dolar AS juga bergerak melemah terhadap beberapa mata uang dunia lainnya setelah The Fed pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk tidak menaikkan tingkat suku bunga," kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat.
The Fed, pada Rabu (31/1) memutuskan untuk mempertahankan target tingkat suku bunga acuan (Fed Fund Rate) pada 1,25 sampai 1,5 persen setelah pertemuan kebijakan dua hari.
Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan rupiah juga relatif terbatas menyusul antisipasi pelaku pasar dengan kemungkinan naiknya tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat pada Maret, mengingat The Fed juga memberikan penilaian positif terhadap pertumbuhan ekonominya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengtakan bahwa apresiasi rupiah relatif yang terbatas juga memfaktorkan data indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat yang di atas estimasi pasar sehingga memberi sentimen positif pada dolar AS.
"Selama bulan pertama tahun ini indeks kepercayaan konsumen meningkat menjadi 125.4, di atas prediksi pasar 123.1," paparnya.
Menurut dia, data ekonomi dari Amerika Serikat yang cukup bagus itu menopang pernyataan pejabat bank sentral AS (The Fed) dalam rapat FOMC Januari lalu yang yakin target inflasi mencapai 2 persen pada tahun ini.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (2/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 13.428 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.402 per dolar AS.