REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Alphabet, induk usaha Google, mencatat pendapatan tahunan sebesar 100 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.330 triliun) untuk pertama kali dalam 20 tahun sejarahnya.
Google mencatatkan penjualan sebesar 32,3 miliar dolar AS (Rp 430 triliun) di kuartal empat 2017 yang membuat total pendapatan mereka pada 2017 mencapai 110 miliar dolar AS (Rp 1.463 triliun). Pendapatan itu naik dari sekitar 90 miliar dolar AS (Rp 1.197 triliun) pada 2016, demikian dilansir CNN Money, Kamis (1/2).
Meski begitu, pendapatan Google harus tergerus beban pajak pendapatan luar negeri sebesar 9,9 miliar dolar AS (Rp 133 triliun) pasca revisi aturan pajak AS pada akhir 2017 lalu. Google tidak sendiri, Microsoft juga menanggung beban pajak yang sama akibat reformasi pajak oleh Pemerintah AS.
Saham Alfabet sempat turun lima persen beberapa jam setelah publikasi laporan keuangan tersebut. Namun, harga saham mereka berhasil naik kembali.
Selain itu, Alfabet juga mengumumkan salah satu anggota dewan direksi yang telah lama bergabung di sana, John Hennessy, diangkat menjadi anggota dewan komisaris Alfabet. Hennessy akan menggantikan posisi mantan CEO Google, Eric Schmidt, yang telah mengundurkan diri pada Desember 2017 lalu.
Alfabet akan bergabung dengan peruahaan-perusahaan teknologi lain di 'klub 100 Miliar Dolar' bersama perusahaan seperti Amazon dan Apple. Amazon mencetak rekor yang sama pada 2015 lalu sementara Apple masuk 'klub' ini pada 2011.
Capaian ini menandakan solidnya bisnis Google yang tetap tumbuh cepat meski sempat diterpa kontroversi pembelian slot iklan pemilu Rusia. Google dan Facebook menguasai pangsa pasar lebihi dari 60 persen di AS pada 2017 dan diprediksi akan makin besar ke depan.
Iklan digital masih menjadi mesin utama pendapatan Alfabet. Namun tahun ini Alfabet akan menjajaki sumber pendapatan baru.
Alfabet mencatatkan hampir 15 miliar dari pos bisnis lain pada 2017, termasuk di dalamnya adalah bisnis layanan komputasi awan dan produk perangkat keras seperti ponesel Pixel dan penyara Google Home. Meski begitu, catatan baru Alfabet ini masih membuat perusahaan ini di bawah Amazon dan Apple.