REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) menilai jasa logistik untuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) maupun non-B3 merupakan salah satu pasar logistik yang potensial. Karenanya, sebagai salah satu BUMN penyedia jasa logistik, BGR mengoptimalkan kemampuan sebagai penyedia jasa pengangkutan limbah baik B3 maupun Non B-3.
Plt Direktur Utama BGR, M Taufik Hidayat, menambahkan, sepanjang 2017 pendapatan dari jasa pengangkutan limbah atau unit usaha yang disebut Waste Integrated Solution (WIS) tercatat sebesar Rp 50,79 miliar atau tumbuh 678,28 persen dibandingkan 2016. "Jasa layanan ini merupakan jasa layanan baru di BGR yang mulai berjalan pada 2016," jelas Taufik melalui siaran pers, Jumat (2/2).
Pada 2017, BGR telah bekerja sama dengan PLN untuk pengangkutan limbah non-B3 berupa Aset Tetap Tidak Beroperasi (ATTB) milik PLN. "Dengan dipercayanya BGR sebagai penyedia jasa angkutan limbah B3 maupun non-B3, semakin membuktikan BGR sebagai penyedia jasa logistik yang bisa melayani kebutuhan logistik berbagai macam industri," ujar Taufik.
Baru-baru ini, BGR melakukan pekerjaan pengangkutan limbah B3 pupuk yang dibeli oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI. Besar muatan limbah pupuk yang diangkut sebanyak 79.800 kilogram (kg).
Manager BGR Cabang Palu, Frans Elia Kusuma, menjelaskan BGR dipercaya untuk mengangkut limbah pupuk dari salah satu gudang perusahaan pupuk cair di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tenggara, melalui jalur darat menuju Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk, Banggai. "Pengangkutan tersebut merupakan bentuk sinergi badan usaha milik negara (BUMN) antara BGR dengan PPI terkait pengangkutan cairan limbah pupuk," terang Frans.
Selanjutnya, Frans mengungkapkan, limbah B3 tersebut akan didistribusikan ke Kota Banda Aceh untuk diolah kembali.