REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua perusahaan asal Pakistan yang sedianya akan memasok 65 ribu ton beras ke Indonesia mundur dari lelang. Direktur Pengadaan Perum Bulog Adrianto Wahyu Adi mengatakan, mereka terpaksa mundur karena tak bisa memenuhi batas waktu maksimal pengiriman beras yang ditetapkan pemerintah, yakni pada akhir Februari mendatang.
Menurut Adrianto, dua perusahaan itu mulanya meminta perpanjangan waktu pengiriman beras. Namun, Bulog tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.
"Tidak bisa. Kami tentu pegang penugasan sesuai rapat koordinasi terbatas (rakortas)," kata Adrianto, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (24/1).
Sesuai rakortas, pemerintah menugaskan Bulog untuk mendatangkan beras impor maksimal sebanyak 500 ribu ton. Perusahaan pelat merah itu diminta untuk memastikan beras dapat tiba di Tanah Air paling lambat pada 28 Februari.
Dengan demikian, dengan mundurnya dua supplier asal Pakistan, maka total volume beras impor yang akan masuk ke Indonesia tersisa 281 ribu ton, dari yang semula 346 ribu ton.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, mengestimasi kapal pertama yang membawa beras impor akan tiba di Tanah Air pada pekan pertama Februari. Bulog menjadwalkan beras impor akan masuk secara bertahap melalui tiga di pelabuhan di Jakarta, Medan, dan Batam.
Baca juga: Mentan Ingin Produksi Gabah Naik Lima Persen