Selasa 23 Jan 2018 09:08 WIB

Polres Garut Selidiki Penyebab Kenaikan Harga Pangan

Polres fokus mengecek ke pasar-pasar.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nur Aini
Harga Beras Naik, ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Beras Naik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Polres Garut akan menyelidiki penyebab kenaikan harga pangan yang terjadi belakangan ini. Sebab kenaikan makin menjadi-jadi hingga mempersulit ekonomi masyarakat.

"Informasi maraknya kenaikan harga pangan seperti ayam dan beras tak lepas dari perhatian kami," kata Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, Senin (22/1).

Ia menilai Polres Garut tak tinggal diam dengan kejadian tersebut. Saat ini, Polres tengah fokus melakukan pengecekan ke pasar-pasar serta lokasi lainnya yang ada kaitannya dengan kenaikan harga daging ayam dan beras. Kalau perubahan harga terus terjadi secara signifikan, maka hal ini akan dilaporkan ke Satgas Pangan Polda Jabar supaya ditindaklanjuti secara hukum.

"Demikian pula halnya dengan kasus kenaikan harga sejumlah bahan pangan yang sebenarnya bukan hanya terjadi di wilayah Kabupaten Garut tapi juga di daerah lainnya. Dalam hal ini Satgas pangan pun berkompeten untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian," ujarnya.

Kalau hasil peninjauan lapangan terbukti ada penyimpangan yang menyalahi aturan, maka akan ditindaklanjuti secara hukum. Kepolisian juga mengevaluasi sejauhmana kaitan kenaikan harga dengan pelanggaran tersebut, apakah memang ada unsur kesengajaan atau tidak.

"Kami juga sedang mempelajari apakah kenaikan harga yang terjadi selama ini ada kaitannya dengan pelanggaran yang dilakukan oknum tertentu atau tidak?" ujarnya.

Ia menekankan apabila muncul pelaku penimbun atau spekulan maka mesti ditangani secara bersama. Sebab, tindakan seperti itulah yang menyebabkan harga daging ayam dan beras tak kunjung turun. "Intinya mudah-mudahan suplai aman. Masalahnya rantai, spekulan, kartel penimbun kami tangani bersama dan untuk ini perlu kekompakan sinergi karena ini bukan hanya tanggung jawab Polri tapi juga unsur terkait lain di daerah," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement