Jumat 19 Jan 2018 11:54 WIB

Indonesia-Bangladesh Segera Bahas Perjanjian Dagang

Bangladesh berpeluang menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia di masa mendatang.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Bangladesh telah bersepakat untuk segera memulai perundingan perjanjian dagang Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA). Kesepakatan itu diraih dalam pertemuan pendahuluan IB-PTA yang digelar di Jakarta pada Rabu (17/1).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengatakan, pertemuan pendahuluan digelar untuk menindaklanjuti hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) di Jakarta pada Maret tahun lalu. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan PM Hasina sepakat untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara dengan cara membuat perjanjian dagang.

Upaya menjalin kerja sama perdagangan dengan Bangladesh ini sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah RI untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan kerja sama perdaganganIndonesia dengan negara-negara nontradisional, khususnya di kawasan Asia Selatan, kata Iman, lewat keterangan tertulis.

Ia menambahkan, baik Indonesia maupun Bangladesh menyadari ada potensi perdagangan yang dapat dimaksimalkan oleh kedua negara berkembang tersebut. Bagi Indonesia, pemerintah memandang Bangladesh berpeluang menjadi negara tujuan ekspor utama di masa mendatang.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai total perdagangan Indonesia dan Bangladesh pada2016 mencapai 1,33 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia-Bangladesh pada tahun yang sama menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar 1,19 miliar dolar AS.

Ekspor Indonesia ke Bangladesh pada periode Januari-Oktober 2017 tercatat sebesar 1,31 miliar dolar AS atau naik 25,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 1,04 miliar dolar AS. Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Bangladesh adalah minyak kelapa sawit dan fraksinya, bubur kayu kimiawi, bangku penumpang untuk kereta atau trem, batu bara, serta kertas dan

karton.

Sementara, impor Indonesia dari Bangladesh pada periode Januari-Oktober 2017 mencapai60,4 juta dolar AS atau naik 6,69 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai56,6 juta dolar AS. Komoditas impor utama Indonesia dari Bangladesh adalah benang goni, kaus,singlet dan rompi lainnya, karung dan tas, pakaian wanita, serta pakaian laki-laki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement