REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- SEBI Islamic Business and Economic Research Center (SIBER-C) kembali menyelenggarakan program Talaqqi Short Course Fiqh Muamalah. Program Talaqqi kedua ini berkerja sama dengan Baitul Maal Muamalat dengan diberikannya beasiswa kepada 20 asatidz pengawas syariah yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Di antaranya dari Aceh, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Pontianak, Kalimantan Selatan, Lombok, Makassar, Palu, hingga Tanjung Pura. “Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali gairah keilmuan kitab klasik fikih muamalah dengan metode talaqqi,” kata Ketua STEI SEBI Sigit Pramono PhD dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/1).
Program Talaqqi Short Course diselenggarakan di aula Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat. Talaqqi yang akan berlangsung selama empat hari (18-21 Januari 2018) ini dibimbing langsung oleh Direktur SIBDER-C, Dr Oni Sahroni Lc, MA. Kitab yang akan dipelajari adalah Bidayatul Mujtahid dan Maayir Syariyah Standar AAOIFI Bahrain.
Sigit menambahkan, saat ini banyak nilai ajaran Islam yang dikutip oleh ilmuwan Barat seperti buku Wealth of Nation dari Adam Smith yang mengutip dari kitab Al-Amwal Abu Ubaid. “Ini kesempatan yang berbahagia untuk mengambil kembali hikmah dan kita sama-sama kembangkan ilmu talaqqi ini di daerah masing-masing,” tutur Sigit.
Direktur Eksekutif Baitul Maal Muamalat (BMM) Bambang Kusnadi menyebutkan, sebanyak 60 persen kekayaan di Indonesia dikuasai hanya oleh 10 orang saja dan 90 persen transaksi masih terdapat unsur yang dilarang syariah. “Mudah-mudahan partisipasi BMM terhadap program ini dapat memberi manfaat dan dapat dilanjutkan kepada anak-anak muda di daerah. Terima kasih atas dilibatkannya BMM dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Acara talaqqi itu mendapatkan respons antusias dari para peserta. Salah satunya, Satriawan Lc, MA, asal Lombok.
“Ini acara yang sangat penting dan bermanfaat. Mengawinkan old and now dalam muamalah apalagi saat ini banyak isu kontemporer seperti belanja online dan lain-lain. Sehingga, masyarakat terhindar dari ifrat (ekstrem) dan tafrith,” kata Satriawan.
Dalam kegiatan ni, para penerima beasiswa mendapat kitab, modul dan handbook materi. "Dengan demikian, diharapkan mereka lebih fokus dan kondusif," ujar Sigit.