REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia naik tipis pada akhir perdagangan Rabu (17/1) atau Kamis (18/1) pagi WIB, karena para investor menunggu rilis laporan persediaan minyak Amerika Serikat. Pergerakan harga minyak tampak teredam pada Rabu (17/1), karena para pelaku pasar menunggu data persediaan minyak yang akan datang dari negara tersebut.
Persediaan minyak mentah AS diperkirakan turun 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Januari, menurut sebuah jajak pendapat awal Reuters. Sementara itu, media melaporkan Bank of America Merrill Lynch dan Morgan Stanley menaikkan perkiraan harga minyak mentah awal pekan ini, sedangkan Goldman Sachs mengatakan risiko-risiko harga melampaui target saat ini meningkat.
Bank of America Merrill Lynch pada Senin (15/1) menaikkan perkiraan harga Brent 2018 menjadi 64 dolar AS per barel dari 56 dolar AS, memproyeksikan defisit 430.000 barel per hari (bpd) dalam produksi minyak dibandingkan dengan permintaan tahun ini. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 0,24 dolar AS menjadi menetap di 63,97 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, naik 0,23 dolar AS menjadi ditutup pada 69,38 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.