REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Senior Director Global Practice Water - Bank Dunia, Mr. Guang Zhe Chen berkunjung ke Indonesia. Ia menyambangi lokasi program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (12/1).
Dalam kunjungannya, ia ditemani oleh East Asia Pacific (EAP) Practice Manager, Mr. Sudipto Sarkar; Lead Municipal Engineer Social, Urban, Rural and Resilience Global Practice - Indonesia, George Soraya; dan Ketua CPMU Pamsimas Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Tanozisochi Lase, serta perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang.
Siaran pers Pamsimas yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/1) menyebtukan, kunjungan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan melihat dari dekat pembangunan sektor air minum di Indonesia. Dalam kunjungan ke desa Pamsimas di Magelang, mereka bertemu dan berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Desa dan masyarakat penerima manfaat untuk mengetahui bagaimana program tersebut dilaksanakan sebagai usaha Pemerintah mencapai akses universal di perdesaan. Juga, bagaimana program dilaksanakan sebagai platform pembangunan air minum dan sanitasi untuk kawasan perdesaan.
Siaran pers itu juga menyebutkan, selain mengunjungi dua desa Pamsimas – Desa Paripurno dan Ngampeldento di kecamatan Salaman, mereka juga mengunjungi Kampus Air Indonesia Akademi Teknik Tirta Wiyata (Akatirta) yang ada di Magelang. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk membahas peluang kerjas sama dalam pengembangan kapasitas penyelenggara bidang air minum melalui program NUWSP (National Urban Water Supply Project).
Bank Dunia, lanjut siaran pers tersebut, telah menangani isu seputar air secara global melalui bantuan finansial dan teknikal dalam skala besar ke berbagai negara. Dalam memenuhi permintaan yang terus tumbuh untuk pembiayaan investasi yang didorong oleh kajian pengetahuan terbaik, Bank Dunia telah menciptakan sebuah Water Global Practice yang terintegrasi.
Diluncurkan pada 2014, Global Practice tersebut menyatukan pembiayaan, implementasi, serta kajian pengetahuan dalam satu platform. Dengan mengkombinasikan pengetahuan global dari Bank Dunia dan investasi dari negara-negara, model ini akan menciptakan daya dobrak yang kuat bagi solusi transformasi untuk membantu negara-negara tumbuh secara sustainable dalam abad 21.
Di Indonesia, masih menurut rilis tersebut, kiprah Bank Dunia dalam membantu pembangunan sektor air bersih dan sanitasi, dimulai padatahun 1993. Sebelum dikenal dengan sebutan Pamsimas seperti saat ini, melalui program WSSLIC (Water Supply and Sanitation for Low Income Communities), Bank Dunia telah memberikan bantuan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan. WSSLIC yang dilaksanakan pada periode 1993-1999 telah membantu peningkatan akses air minum dan sanitasi di 2.026 desa yang tersebar di 39 kabupaten di seluruh Indonesia. Program WSSLIC terus belanjut hingga tahun 2009.
Keikutsertaan Bank Dunia dalam membantu meningkatkan layanan air minum dan sanitasi dasar terus belanjut hingga sekarang. Program yang sekarang dikenal Pamsimas bahkan telah memasuki tahap ketiga dan akan berakhir tahun 2020 nanti.
Sebagaimana disampaikan pihak Bank Dunia saat mengunjungi Magelang, Pamsimas merupakan program terbesar di seluruh dunia yang ditangani Bank Dunia, dengan target sasaran 27.000 desa di seluruh Indonesia, tersebar di 365 kabupaten.