REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Perum Bulog akan segera mendatangkan beras impor sebanyak maksimal 500 ribu ton dalam waktu dekat. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, beras impor tersebut akan digunakan untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah, bukan untuk dilepas ke pasar.
"Jadi, beras itu begitu datang tidak langsung disebar ke pasar. Yang bergerak di pasar hanya beras operasi pasar Bulog," ujarnya pada wartawan di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (17/1).
Sejak awal Januari lalu, Bulog telah memperluas jangkauan operasi pasar demi meredam gejolak harga beras di masyarakat. Ada 1.838 gerai di 198 titik pasar di seluruh Tanah Air yang menjadi sasaran operasi pasar tersebut. Beras yang digunakan dalam upaya stabilisasi harga itu adalah beras cadangan pemerintah yang ada di Bulog.
Menurut Djarot, saat ini stok beras cadangan pemerintah hanya sekitar 800 ribu ton. Karena itu, beras impor akan digunakan untuk menambah stok tersebut.
Direktur Komersil Bulog Tri Wahyudi menambahkan, pada 2015 lalu, Bulog juga pernah melakukan impor beras. Sama seperti sekarang, beras itu digunakan untuk menguatkan posisi stok beras cadangan pemerintah.
Tri juga memastikan, datangnya beras impor tidak akan menganggu kegiatan penyerapan gabah dan beras petani. Pada tahun ini, Bulog menargetkan dapat menyerap 2,7 juta ton setara gabah yang meliputi beras untuk kebutuhan bantuan sosial, beras komersil dan beras cadangan pemerintah.