Selasa 16 Jan 2018 11:24 WIB

2017, Airbus Serahkan 718 Unit Pesawat Komersial

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesawat United Airline Airbus A320 di Bandara Internasional O'Hare di Chicago, Illinois, AS.
Foto: REUTERS/Kamil Krzaczynski
Pesawat United Airline Airbus A320 di Bandara Internasional O'Hare di Chicago, Illinois, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Airbus menyerahkan 718 unit Pesawat Komersial ke 85 pelanggan sepanjang 2017. Kinerja ini naik sebesar 4 persen dari angka 688 unit pada 2016. Airbus telah menyerahkan pesawat dengan jumlah yang terus meningkat selama 15 tahun berturut-turut.

Pada 2017, penyerahan pesawat terdiri dari 558 unit dari Keluarga A320 berlorong tunggal (termasuk 181 A320neo meningkat 166 persen selama 2016); 67 A330; 78 A350 XWB (meningkat 60 persen dari 2016) dan 15 A380. Airbus juga telah mencatat 1.109 pesanan bersih dari 44 pelanggan. Pada akhir 2017,backlogsecara keseluruhan mencapai 7.265 pesawat dengan nilai 1,059 triliun dolar AS pada harga pabrik.

"Kami menutup tahun yang luar biasa ini dengan rekor penyerahan pesawat serta penerimaan pesanan terbaik kelima," kata Airbus Chief Operating Officer dan President Commercial Aircraft, Fabrice Brgier, melalui siaran pers, Senin (15/1).

Dongkrak Produksi, Shell akan Investasi di Proyek Laut Utara

Menurutnya, Airbus telah meningkatkan angka produksinya selama 15 tahun berturut-turut. Saat ini, Airbus dengan fasilitas produksi A320 di Hamburg Jerman, Tianjin Cina, Mobile AS, dan Toulouse Prancis, sedang bekerja untuk mencapai rata-rata penyerahan hingga 60 unit pesawat lorong tunggal setiap bulan per tengah tahun 2019.

Sementara itu, A350 XWB sedang menuju rata-rata penyerahan 10 unit per bulan pada akhir 2018. Penerimaan pesanan yang sehat di tahun 2017 telah menghasilkan rasio pesanan dan penagihan (book-to-bill) di angka 1,5.

Sementara itu, Chief Operating Officer Customers, Airbus Commercial Aircraft, John Leahy, menambahkan, Airbus telah menyesuaikan harga katalog seluruh rangkaian produk pesawatnya sebesar 2 persen, terhitung sejak 1 Januari 2018.

"Harga baru untuk 2018 tersebut mencerminkan investasi berkelanjutan yang Airbus tuangkan untuk memaksimalkan nilai produk terhadap kepuasan pelanggan, dengan mempertimbangkan kombinasi mumpuni dari performa, perhitungan biaya operasi, serta pengalaman yang akan didapatkan penumpang," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement