Selasa 16 Jan 2018 10:47 WIB

BI: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Meningkat pada 2017

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor Impor (ilustrasi)
Foto: Republika
Ekspor Impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada 2017 mencatat peningkatan surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Surplus neraca perdagangan Indonesia pada 2017 meningkat menjadi 11,83 miliar dolar AS, meski secara bulanan pada Desember 2017 mengalami defisit 0,27 miliar dolar AS.

"Peningkatan surplus neraca perdagangan tahun 2017 ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan defisit neraca perdagangan migas," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, melalui siaran pers, Senin (15/1).

Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat meningkat 5,24 miliar dolar AS menjadi 20,40 miliar dolar AS pada 2017. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas hanya naik 2,93 miliar dolar AS menjadi 8,57 miliar dolar AS pada periode yang sama.

Sementara itu, lanjutnya, defisit neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 bersumber dari lebih rendahnya surplus neraca perdagangan nonmigas dibandingkan dengan defisit neraca perdagangan migas. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Desember 2017 tercatat 0,77 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 1,14 miliar dolar AS.

Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas sebesar 0,76 miliar dolar AS (mtm) yang lebih besar dari penurunan impor nonmigas sebesar 0,39 miliar dolar AS (mtm). Penurunan ekspor nonmigas terutama terjadi pada ekspor lemak dan minyak hewani/nabati, mesin/peralatan listrik, kendaraan dan bagiannya, serta mesin-mesin/pesawat mekanik.

"Sementara di sisi lain, penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada impor mesin dan pesawat mekanik, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya, serta bahan kimia organik," ujarnya.

Neraca perdagangan migas pada Desember 2017 mencatat defisit sebesar 1,04 miliar dolar AS. Defisit tersebut lebih besar dibanding defisit pada November 2017 yang sebesar 0,92 miliar dolar AS.

Peningkatan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor migas sebesar 0,35 miliar dolar AS (mtm) yang melampaui peningkatan ekspor migas sebesar 0,23 miliar dolar AS (mtm). "Bank Indonesia memandang kinerja neraca perdagangan tetap positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan," ucapnya.

Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan terus membaik seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. Perkembangan tersebut akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement