Jumat 12 Jan 2018 22:04 WIB

Petani Sedang Panen, Pemprov Tolak Beras Impor Masuk Banten

Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan di Kampung Petir, Warunggunung, Lebak, Banten. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan di Kampung Petir, Warunggunung, Lebak, Banten. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menolak masuknya beras impor. Alasannya, para petani di Banten saat ini sedang melakukan panen padi.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Jumat (12/1) mengatakan, Banten menolak masuknya beras impor ke Banten karena saat ini di Banten sedang berlangsung panen setiap hari di sejumlah wilayah sentra padi.

"Perkiraan produksi Januari hingga Maret 2018 sebesar 512.388 ton beras melebihi kebutuhan konsumsi penduduk Banten selama Januari - Maret sebesar 324.000 ton beras," kata Agus Tauchid.

Dengan demikian, terdapat kelebihan produksi sebesar 188.388 ton beras pada perkiraan musim panen Januari-Maret 2018. Selain itu, kata dia, stok beras di Bulog Banten tersedia 6.295 ton beras atau cukup untuk ketahanan stok selama 2,6 bulan ke depan.

"Jadi seberanya impor beras tidak diperlukan, dan kita harus menyelamatkan gabah hasil panen petani," kata Agus.

Selain itu juga, kata dia, panen raya padi di Banten akan dimulai minggu pertama Februari 2018 ini.  "Mari kita selamatkan petani Banten dengan tidak mengimpor beras," kata Agus.

Sebelumnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengumumkan terkait rencana impor beras tahun ini. Beras yang diimpor adalah jenis beras khusus atau beras premium. Adapun, impor dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pasokan beras yang berdampak pada naiknya harga jual beras di tingkat pengecer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement