REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan keputusan impor beras untuk mengamankan pasokan dan mengatasi lonjakan harga merupakan kebijakan diskresi yang dimilikinya. Sebanyak 500 ribu ton beras pun akan diimpor ke Tanah Air darisejumlah negara, seperti Vietnam dan Thailand.
"Beras saya impor. Sudah tadi sebagian dari ini saya nggak usah karena itu diskresi saya," kata Mendag di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (12/1).
Beras yang didatangkan dari luar negeri itupun akan mulai masuk pada akhir bulan ini. Kendati demikian, saat menghadap Presiden Jokowi pada sore ini, Enggartiasto mengaku tak melaporkan terkait masalah impor beras ini.
"Nggak. Karena beliau (tidak) menanyakan itu, saya tidak perlu, ya buat apa? Saya jalani saja," ujarnya.
Sebelumnya dalam konferensi pers, Mendag menyampaikan keputusan untuk mengimpor beras ini dilakukan untuk mengatasi kurangnya pasokan. Beras yang diimpor ini merupakan beras dengan kualitas khusus yang tidak ditanam di Indonesia dan nantinya akan dijual dengan harga medium.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan, impor tersebut tak membutuhkan rekomendasi dari Kementerian Pertanian. Sebab, komoditas yang diimpor merupakan beras khusus,bukan beras medium. Mekanisme impor beras khusus ini diatur dalam peraturan menteri perdagangan Nomor 1 tahun 2018.
Baca juga: Impor Beras Khusus tak Pakai APBN