REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Gerakan Kebangkitan Petani (Gerbang Tani) Nusa Tenggara Barat (NTB) menolak keputusan pemerintah mengimpor sebanyak 500 ribu ton beras dari Thailand dan Vietnam pada akhir bulan ini. Kebijakan itu dinilainya sangat miris.
Ketua Gerbang Tani NTB Viken Madrid menilai, keputusan impor beras seperti ini sudah berulangkali terjadi. Hal ini, lanjut Viken, sangat miris jika melihat ketersediaan beras di NTB yang menurutnya surplus.
"Saya pikir ini sebenarnya kebijakan yang seringkali tidak disikapi dengan baik oleh pemerintah kita dan berulang-ulang," ujar Viken kepada Republika di Mataram, NTB, Jumat (12/1).
Viken mempertanyakan kebijakan tersebut. Alih-alih memberdayakan produksi lokal, pemerintah justru mengambil impor dari luar. Viken beranggapan, keputusan impor beras akan membuat harga beras petani lokal jatuh.
"Saya menolak itu (impor), tidak bagus, itu tidak menguntungkan petani kita. Jelas impor beras pasti harga beras kita jatuh," kata Viken menambahkan.