REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Kamis (11/1) atau Jumat (12/1) pagi WIB, karena para pedagang terus ditopang oleh penurunan mengejutkan dalam produksi AS dan penarikan yang lebih besar dari perkiraan di stok minyak mentah AS.
Produksi minyak AS turun secara tak terduga hampir 300 ribu barel per hari menjadi 9,49 juta barel per hari pekan lalu, menurut laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (10/1). Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun sebesar 4,9 juta barel menjadi 419,5 juta barel pekan lalu, menyentuh level terendah sejak Agustus 2015, kata EIA.
Harga minyak membukukan kenaikan dalam seluruh empat sesi terakhir minggu ini. Sebuah reli yang dimulai pada Juni tahun lalu dipercepat pada Desember, dengan harga minyak mentah melonjak sekitar 15 persen selama bulan lalu.
Para analis mengatakan bahwa harga minyak telah dapat diprediksi bullish minggu ini, meskipun ada kekhawatiran bahwa reli saat ini akan berjalan keluar dari jalurnya. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik 0,23 dolar AS menjadi menetap di 63,80 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, naik 0,06 dolar AS menjadi ditutup pada 69,26 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.