REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja ekonomi kreatif (ekraf) dinilai terus meningkat. Kontribusi ekraf terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016 pun mencapai 7,44 persen atau sebesar Rp 922,58 triliun.
Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik mengatakan, angka itu meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2015, PDB ekraf hanya Rp 852,56 triliun atau berkontribusi 7,38 persen terhadap PDB nasional
"Jadi naiknya sekitar 0,06 persen. Pada 2017 meski data dari BPS belum diumumkan tapi kami yakin bisa lewat dari Rp 1.000 triliun," ujar Ricky kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (11/1).
Menurutnya, ruang pertumbuhan ekraf masih sangat besar. Hanya saja memang ada beberapa kendala untuk mengembangkan sektor ini.
"Dari total 15,9 juta pelaku ekraf, 80 persen belum punya HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Beberapa perusahaan ekraf pun belum terdaftar sebagai perusahaan resmi," ujar Ricky.
Meski begitu, ia tetap optimistis pelaku ekraf semakin banyak bermunculan. "Kemudian 50 persen lebih di antaranya, perusahaan ekraf karyawannya tidak sampai sembilan orang. Artinya itu bisnis baru yang mudah dimasuki," tambahnya.
Dengan begitu, kata dia, akan lebih mudah tumbuh. Sebab, Ricky mengatakan, membentuk usaha ekraf tidak perlu memiliki modal atau aset besar.
Sebagai informasi, pada 2017, ekraf tumbuh sebesar 4,95 persen. Angka itu meningkat dibandingkan 2016 yang hanya 4,41 persen.
Advertisement