REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero pada 2018 menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,7 triliun. Target tersebut tumbuh 21,4 persen dibanding prognosa pendapatan tahun 2017 sekitar Rp 1,4 triliun.
"Pertumbuhan laba 2018 berasal dari peningkatan pendapatan perseroan yang ditargetkan mencapai Rp21 triliun, melonjak dari tahun 2017 yang diperkirakan sekitar Rp17 triliun," kata Direktur Utama KAI Edi Sukmoro, Rabu (10/1).
Edi menjelaskan, peningkatan kinerja usaha KAI pada 2018 akan didorong perkiraan berlanjutnya pendapatan dari layanan penumpang dan angkutan barang seperti yang dicapai pada 2017. "Kenaikan laba sebesar 21,4 persen sudah sangat bagus. Angka itu tinggi lah... KAI kan perusahaan untuk melayani publik bukan murni bisnis, keuntungannya harus dikembalikan ke pelayanan," tegasnya.
Selama tahun 2017, KAI mengangkut penumpang hingga 389 juta, melebihi dari target yang ditetapkan sebanyak sebanyak 379 juta penumpang. Penumpang KA melonjak didorong sejumlah faktor, yaitu beralihnya penumpang angkutan darat atau jalan raya ke moda KA untuk menghindari kemacetan dan lebih memberikan kepastian waktu kedatangan.
"Pendapatan dari angkutan barang juga meningkat meskipun dari sisi volume targetnya tidak tercapai," katanya.
Ia menyebutkan, angkutan barang sendiri pada 2018 ditargetkan bisa mengangkut 50 juta ton dari realisasi 2017 sebanyak 40 juta ton. "Pada 2017 target penumpang tercapai tercapai, sedangkan target angkutan barang hanya 91 persenn" ujarnya.