REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pertumbuhan pasar industri kertas cetak di Indonesia sedikit melambat. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam, pelambatan tersebut akibat semakin berkembangnya teknologi di era digital.
"Pada era digital seperti sekarang ini berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar industri kertas cetak yang sedikit melambat, karena sekarang tidak dipungkiri orang sudah cenderung beralih ke digital," katanya di Jambi, Rabu (10/1).
Aryan mengatakan dalam tantangan era digital itu, juga telah berimbas pada pertumbuhan pasar khususnya kertas untuk cetak koran. Dan bahkan permintaan pasar khusus untuk kertas cetak koran sudah mulai menurun atau hanya berkisar lima persen.
"Sekarang sudah ada pengaruhnya, terutama khusus permintaan kertas cetak untuk koran yang mengalami penurunan sekitar lima persen," katanya.
Meskipun terjadi penurunan terhadap permintaan pasar kertas cetak, namun pihaknya menilai industri pulp dan kertas masih menjadi sektor unggulan dan prioritas di Indonesia. "Industri pulp dan kertas di Indonesia masih menjadi prioritas, karena masih ada permintaan untuk kertas tissue yang justru masih mengalami pertumbuhan dengan baik," kata dia.
Menurut dia, pertumbuhan permintaan pasar untuk kertas tissue dinilai masih cukup baik atau sekitar tiga persen seiring dengan gaya hidup masyarakat yang lebih cenderung menggunakan tissue. "Industri pulp dan kertas masih unggul, karena masih ada permintaan berbagai jenis dan produk kertas lainnya yang masih banyak untuk keperluan lain," kata Aryan.
APKI menyebutkan, sebanyak 15 perusahaan yang bergerak pada sektor industri pulp dan kertas di Indonesia berhenti beroperasi karena sejumlah faktor. "Tidak beroperasinya 15 perusahaan industri pulp dan kertas di Indonesia karena sejumlah faktor, antara lain lebih kepada kondisi masalah pengelolaan perusahaan itu sendiri (pailit)," kata Aryan.
Aryan mengatakan, dari total 85 izin perusahaan pulp dan kertas yang tercatat beroperasi di Indonesia saat ini yang aktif adalah sebanyak 70 perusahaan. Dari 70 perusahaan pulp dan kertas yang masih aktif beroperasi itu, pihaknya merincikan diantaranya dua perusahaan bergerak disektor pengolahan pulp, enam perusahaan disektor pengolahan pulp dan kertas (terintegrasi) dan 62 perusahaan disektor pengolahan industri kertas.
Sementara itu, dari perusahaan yang aktif itu saat ini memiliki kapasitas produksi untuk industri pulp sebesar 8,3 juta ton dan kapasitas industri kertas secara nasional sebanyak 10,43 juta ton per tahun.
"Berdasarkan catatan kami pada tahun 2017 dari perusahaan yang aktif itu mampu memproduksi pulp sebanyak 7,1 juta ton dan produksi kertas sebanyak 10,6 juta ton," katanya menjelaskan.