REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla memerintahkan kepada Bulog melakukan operasi pasar besar-besaran untuk meredam kenaikan harga beras. Pemerintah menjamin pada akhir Januari 2018 sudah mulai panen, sehingga stok beras tetap aman.
"Kita jamin Insya Allah akhir Januari panen sudah mulai, sehingga ketemu antara operasi pasar dengan stok baru, makanya Insya Allah situasi akan baik," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Selasa (9/1).
Jusuf Kalla menegaskan, apabila operasi pasar Bulog tidak dapat menurunkan harga beras maka pemerintah akan membuka opsi impor. Menurutnya, pemerintah telah meminta kepada Bulog untuk menjajaki opsi impor dalam kondisi yang darurat dan mendesak. Opsi impor beras tersebut bertujuan untuk menstabilkan harga dan stok beras.
"Opsi impor tidak dilarang, tapi kita minta (Bulog) jajaki tadi in case ada sesuatu, kalau memang (harga) makin naik kita impor," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menjelaskan, opsi impor beras akan dibuka jika harga beras medium nasional mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium saat ini sebesar Rp 9.450 per kilogram. Diketahui, Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang pada Januari 2018 tercatat menyentuh titik tertinggi sejak 2016.Berdasarkan data perkembangan harga di pibc.foodstation.co.id, harga rata-rata beras pada Januari 2018 berada di level Rp 11.015 per kilogram.
Angka itu jauh lebih tinggi dibanding harga pada Januari 2017 dan Januari 2016. Pada Januari 2017, harga rata-rata beras hanyaRp 9.506 per kilogram. Sementara, pada Januari 2016 harga rata-rata beras berada di kisaran Rp 9.710 per kilogram.
"Opsi impor saya sudah minta Bulog untuk menjajakinya apabila masih ada kenaikan," ujar Jusuf Kalla.
(Baca: Pemerintah Tunggu Hasil Panen
Saat ini stok beras yang berada di Bulog saat ini sekitar 930 ribu ton. Menurut Jusuf Kalla, sesuai perhitungan semestinya stok beras Bulog harus diatas satu juta ton. Pemerintah tidak mau mengambil risiko terjadi kekurangan stok beras yang dapat menyebabkan kenaikan harga di masyarakat. Oleh karena itu, Jusuf Kalla menegaskan bahwa opsi impor tetap dipertimbangkan.
"Mentan (menteri pertanian) menjamin bahwa bulan ini sudah ada panen baru, namun demikian kita tidak mau ambil risiko, kalau satu-dua hari (harga) masih naik maka opsi impor tetap dibuka," kata Jusuf Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, untuk mencukupi stok beras Bulog maka dibutuhkan impor beras antara 500 ribu ton hingga satu juta ton. Dengan demikian, stok beras tetap aman dan harga beras dapat terkendali.