Jumat 05 Jan 2018 14:39 WIB

Jalan Tol Ngawi-Kertosono Ditargetkan Kelar Akhir Januari

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengendara mobil melintasi ruas jalan tol Solo-Ngawi di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (19/6).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah pengendara mobil melintasi ruas jalan tol Solo-Ngawi di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan pembangunan Jalan Tol Ngawi-Kertosono sepanjang 49,50 km telah mencapai 98.5 persen. Proyek yang pembangunannya dilakukan oleh PT Ngawi Kertosono Jaya (PT NKJ) selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk ini ditargetkan akan rampung sepenuhnya pada akhir Januari 2018.

Direktur Utama PT NKJ, Iwan Moedyarno mengatakan, adapun untuk progres pembebasan lahan telah mencapai 99,88 persen. "Dengan progres pembangunan yang demikian pesat, PT NKJ optimistis dapat dioperasikan penuh pada bulan awal Februari 2018, sehingga dapat digunakan sebagai jalur alternatif ketika mudik Lebaran 2018," ujar Iwan dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/1).

Iwan menjelaskan dalam rangka mengupayakan percepatan pembangunan, PT NKJ berusaha mengebut pekerjaan intersection dengan jalan nasional, penyelesaian gerbang tol, melengkapi median concrete barier,  guardrail, rambu dan marka jalan, serta pembangunan rest area.

Secara keseluruhan, Jalan Tol Ngawi-Kertosono memiliki tiga Gerbang Tol (GT) yang menerapkan sistem transaksi tertutup, yang hanya melayani 100 persen pembayaran tol elektronik atau non-tunai. Ketiga GT yang berada di Ruas Jalan Tol Ngawi-Kertosono yakni GT Madiun, GT Caruban, dan GT Nganjuk.

Menurut Iwan, Jalan Tol Ngawi-Kertosono dengan total panjang 87,5 km, untuk ruas Ngawi-Wilangan sepanjang 49,5 km dikerjakan pembangunannya oleh PT NKJ dengan nilai investasi Rp 3,83 triliun. Adapun sisanya yakni, Ruas Wilangan-Kertosono sepanjang 37 km dikerjakan dan sumber pendanaannya ditanggung oleh Pemerintah.

"Jalan Tol Trans Jawa, khususnya Ruas Ngawi-Kertosono diharapkan membawa peranan penting dalam peningkatan tingkat efisiensi biaya distribusi barang dan jasa serta berdampak pada peningkatan perekonomian di Indonesia khususnya Pulau Jawa," ujar Iwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement