Kamis 04 Jan 2018 05:20 WIB

Bulog Diminta Serap 3,7 Juta Ton Beras pada 2018

Beras Bulog
Foto: Edwin/Republika
Beras Bulog

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian meminta Perum Bulog dapat menyerap 3,7 juta ton beras pada 2018 dengan asumsi stok beras pada akhir Desember 2018 aman pada level 2,2 juta ton.

Dalam Rapat Koordinasi Gabungan Ketahanan Pangan dan Evaluasi Upaya Khusus (Upsus) 2017 di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (3/1), Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sumardjo Gatot Irianto memaparkan pada April-Juni 2018 atau saat panen raya, Bulog diminta untuk menyerap 2,8 juta hektare (ha) atau 76 persen dari total target 2018.

"Target serap Bulog Januari sampai Desember sebesar 3,7 juta ton. Bila mampu mencapai serap 3,7 juta ton beras, stok beras akhir Desember 2018 sangat aman sebesar 2,2 juta ton," kata Gatot.

Ia menilai target yang harus dicapai Bulog pada pertengahan tahun tersebut dapat dicapai mengingat penanaman padi pada Oktober sampai Desember 2017 tercatat 4.827.870 hektare (ha), berdasarkan data Kementerian Pertanian. Dari luas tanam padi 4,8 juta hektare dan produksi sebesar 5 ton tiap hektare, produksi gabah diperkirakan sejumlah 24 juta ton atau 12 juta ton beras.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi menjelaskan target penyerapan beras dari perusahaan hanya sebanyak 2,7 juta ton beras jika mengacu pada kerangka komersial, bukan penugasan pemerintah. "Target internal kami 2,7 juta ton, sebagian besar komersial karena kami mengasumsikan tidak ada pengadaan yang tidak komersial. Kalau target 3,7 ton itu, lebih ke tantangan bagi kami menghadapinya," tutur Andrianto.

Bulog optimistis target penyerapan beras dapat tercapai dengan meningkatkan pengadaan beras dari petani melalui kerangka bisnis komersial, tidak lagi berorientasi pada penugasan pemerintah atau "public service obligation" (PSO).

Ia menambahkan pada tahun ini Bulog tidak memiliki kewajiban untuk menyalurkan beras sejahtera (rastra) kepada masyarakat mengingat pemerintah mengubah program tersebut menjadi bantuan sosial (bansos) nontunai. Oleh karena itu, Bulog akan memfokuskan penyaluran beras dalam bentuk bisnis komersial. Bulog juga berupaya mendekatkan ke petani dengan membentuk satuan kerja, bekerja sama dengan pengepul dan pengering di daerah.

"Penyaluran sebagian besar dalam komersial, maka mutu sesuai dengan standar akan menhadi sesuatu yang kami perhatikan sekali," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement