REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Harga pangan beras dan telur di Kota Malang tak kunjung turun meski sudah memasuki tahun baru. Hal ini terlihat dari standar harga di Pasar Oro-oro Dowo, Kota Malang.
Pedagang Giyanti (48) menerangkan, saat ini harus menjual beras premium dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 12.800 per kilogram. Sementara untuk beras medium dijual dengan harga sebesar Rp 11.000 per kilogram.
"Sebelumnya harga beras ada yang di bawah Rp 10 ribu dan Rp 11.500 per kilogramnya," ujar Giyanti saat ditemui wartawan di Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang, Rabu (3/1).
Panen Tiap Hari, Mentan: Karena Jalankan Paradigma Baru
Selain beras, fluktuasi harga juga terjadi pada telur di Kota Malang. Bahkan, pada dua pekan terakhir harganya sudah mencapai Rp 24 ribu per kilogramnya. Sebelumnya, harga telur berada di angka Rp 18.500 sampai Rp 19 ribu per kilogram.
Menurut Giyanti, tak menentunya harga pangan terutama telur akibat dari banyaknya permintaan. Kemudian juga akibat dari kondisi cuaca buruk yang menyebabkan peternak kecil kesulitan hingga rentan 'gulung tikar'. Dalam hal ini, para peternak merasa kesulitan mencari bahan pakan ayam telurnya.
Cuaca buruk juga tak hanya memberikan dampak negatif pada telur tapi juga beras. Curah hujan tinggi membuat hasil panen dan kualitas beras buruk. Oleh karena itu, situasi ini pun menyebabkan harga penjualan beras ikut naik.
"Dan harga beras kemungkinan akan turun saat memasuki masa panen raya antara bulan keempat dan keenam," kata dia.