REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Bank Indonesia memperkirakan perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur sepanjang 2017 tumbuh pada kisaran 3,0-3,4 years on years (you). Ini lebih baik ketimbang tahun sebelumnya walaupun masih dalam besaran yang terbatas.
"Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang diprediksi menguat tipis ini sejalan dengan perbaikan ekonomi nasional," ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kaltim Muhammad Nur, di Samarinda, Rabu (27/12).
Menurutnya, perbaikan harga komoditas yang terjadi sejak akhir 2016 menjadi pendorong utama perbaikan ekonomi Kaltim. Hingga saat ini masih didominasi oleh perdagangan luar negeri dengan komoditas utama batu bara, berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Berdasarkan data itu, lanjutnya, harga batu bara acuan (HBA) Indonesia tahun 2017 mengalami peningkatan hingga 35,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya eksposure yang tinggi terhadap perdagangan luar negeri, maka ekonomi Kaltim memiliki korelasi erat dengan pergerakan Indeks Harga Komoditas Ekspor (IHEx) Kaltim yang mencapai 47,7 persen.
"Namun demikian, kita belum bisa berpuas diri dengan capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2017, mengingat harga komoditas yang dirilis oleh World Bank (Bank Dunia) memperkirakan adanya normalisasi harga komoditas pada tahun 2018," ujarnya pula.
Kondisi tersebut memberikan gambaran kepada Kaltim bahwa sektor pertambangan tidak dapat lagi dijadikan sebagai penggerak utama perekonomian. Sehingga Kaltim harus serius melakukan transformasi ekonomi pada sektor sumber daya alam yang dapat diperbarui.
Visi Kaltim 2030 adalah Mewujudkan Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan Berbasis Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan. Kondisi saat ini, ekonomi Kaltim masih didominasi sektor pertambangan dengan pangsa 46 persen, diikuti industri pengolahan sebesar 19 persen dan pertanian sebesar 8 persen.
"Dalam buku visi Kaltim 2030 bercita-cita melepas ketergantungan terhadap sektor ekstraktif, sehingga pada tahun 2030 ekonomi Kaltim akan didominasi sektor industri pengolahan dengan pangsa 42 persen, pertambangan sebesar 17 persen, dan pertanian sebesar 10 persen," katanya pula.