Selasa 26 Dec 2017 18:01 WIB

Satgas Pangan: Kendala Cuaca dan Distribusi Sebabkan Harga

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Gita Amanda
Seorang petugas memeriksa barang berupa sayuran, buah-buahan dan panganan olahan yang di sebuah supermarket di Kota Bandung, Rabu (20/12). Masyarakat berharap menjelang Natal dan tahun baru harga kebutuhan pokok atau sembako tetap terkendali.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang petugas memeriksa barang berupa sayuran, buah-buahan dan panganan olahan yang di sebuah supermarket di Kota Bandung, Rabu (20/12). Masyarakat berharap menjelang Natal dan tahun baru harga kebutuhan pokok atau sembako tetap terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memastikan tak ada spekulan di balik naiknya sejumlah harga bahan pangan pokok jelang akhir tahun ini. Menurutnya, harga naik dipicu oleh faktor cuaca dan distribusi barang yang terganggu.

"Belum ada spekulan. Yang ada adalah kendala cuaca dan transportasi sehingga terlambat sampai di pasar induk," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/12).

Satgas Pangan sebelumnya menemukan gejolak harga salah satunya terjadi pada cabai merah besar dan cabai merah keriting. Harga rata-rata nasional kedua komoditas tersebut berada di atas Rp 30 ribu per kilogram.

Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa memprediksi harga cabai akan terus naik paling tidak sampai Maret tahun depan. Menurutnya, kenaikan harga tersebut terjadi karena musim puncak panen telah berlalu dan kini berganti dengan musim penghujan.

"Ini dinamika yang sudah sangat umum. Harga pasti akan naik terus," kata Dwi.

Menurutnya, kenaikan harga akan terjadi pada semua jenis cabai. Dwi menjelaskan, meski misalnya penurunan produksi hanya terjadi pada cabai merah keriting, harga cabai rawit pasti akan ikut terkerek. Ini terjadi karena masyarakat melakukan subsitusi untuk mengganti cabai merah keriting yang harganya naik lantaran produksinya berkurang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement